Bandung – Tradisi panjang seni rupa dan desain di Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali hidup semarak. Pasar Seni ITB 2025 resmi dibuka pada Minggu, 19 Oktober 2025 di ITB Kampus Ganesha, diserbu oleh lebih dari 200.000 pengunjung yang memadati area acara.
Acara yang diselenggarakan oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB ini menjadi momentum penting setelah vakum lebih dari sepuluh tahun, menandai kebangkitan kembali salah satu festival seni rupa dan desain paling ikonik di Indonesia yang telah terselenggara sejak tahun 1972.
Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., menyampaikan apresiasi mendalam sebagaimana dilansir dari laman resmi ITB.
“Acara ini bukan hanya milik ITB, tetapi juga menjadi kebanggaan Kota Bandung, Jawa Barat, dan Indonesia,” ujarnya.
Mengusung tema “Setakat Lekat,” Rektor Prof. Tata menjelaskan bahwa Pasar Seni ITB adalah ruang kolaborasi lintas disiplin yang mendorong nilai keberlanjutan. Ia menambahkan, “Dengan mengusung tema Setakat Lekat, acara ini mengingatkan pentingnya keterhubungan manusia dengan kemanusiaan, kreativitas, dan kebersamaan di tengah dunia modern yang semakin dinamis.”
Pujian juga datang dari pemerintah. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, memberikan respons positif.
“Terima kasih untuk ITB, khususnya untuk Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), atas kesempatan kepada Kota Bandung menjadi tuan rumah the biggest homecoming of ITB alumni in Indonesia.” tegas Farhan.
“Semoga homecoming dalam bentuk Pasar Seni ini akan selalu hadir setahun sekali.” tambahnya.
Sejalan dengan itu, Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Widiyanti Putri Wardhana, menilai Pasar Seni ITB sebagai ruang ekspresi seni yang ikonik dan berkelanjutan.
“Acara ini menjadi ruang yang menghadirkan ekspresi dan kolaborasi lintas generasi. Pasar Seni ITB merupakan salah satu festival seni rupa dan desain paling ikonik di Indonesia yang terselenggara sejak tahun 1972,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ibunda dari Menteri Pariwisata juga mendonasikan sebuah lukisan berjudul Sukulen, sebuah simbol keteguhan hidup.
Pasar Seni ITB 2025 kali ini berupaya bertransformasi dari kegiatan internal kampus menjadi festival seni berskala nasional yang inklusif dan partisipatif, mempertemukan seniman, desainer, akademisi, dan masyarakat luas dalam perayaan seni dan kreativitas.
Semangat kebangkitan ini juga dirasakan oleh civitas academica. Salah seorang mahasiswa ITB mengungkapkan rasa syukurnya atas kembalinya acara tersebut.
“Sebenarnya dulunya (kegiatan) rutin 4 tahun, cuman karena banyak hal jadi hampir 11 tahun sudah ga dilaksanakan dan sekarang baru diadakan lagi,” ujarnya kepada Tim Intiporia saat di lokasi.
Ia juga menegaskan pentingnya acara ini bagi masyarakat luas. “Pasar seni itu udah lebih dari hanya acara ITB tapi juga udah menjadi tradisi Bandung itu sendiri, ini seperti acara besar Bandung,” tutupnya seraya menyampaikan harapan, “harapannya, semoga acara ini tetap bisa terus berlanjut secara rutin.”
Acara ini berlangsung selama dua hari penuh, diisi dengan rangkaian kegiatan seni, pameran, dan kolaborasi yang melibatkan ratusan ribu pengunjung.