Buat kamu yang merasa sudah “naik level” jadi anak kopi, selamat dulu deh. Tapi… tunggu dulu, yakin cara kamu menikmati kopi sudah benar?
Jangan-jangan kamu selama ini nyeruput cappuccino atau malah meneguk manual brew kayak minum obat sirup waktu kecil. Wah, itu sih dosa kecil dalam dunia perkopian!
Karena ternyata, cara menikmati secangkir kopi nggak bisa disamaratakan seperti cara orang menikmati Wi-Fi gratisan—semua berebut, asal bisa.
Setiap jenis kopi punya karakteristik dan kepribadian unik yang menuntut teknik minum berbeda, supaya rasa dan aromanya bisa tampil maksimal. Ada kopi yang lebih enak diseruput perlahan, tapi ada juga yang harus diteguk mantap seperti menenggak semangat pagi.
Seruput Bukan Sekadar Gaya, Tapi Strategi
Kalau kamu pernah lihat barista profesional menyeruput kopi kayak nyedot mie panas, itu bukan karena mereka kurang kerjaan. Mereka lagi cupping, alias proses mencicipi kopi untuk menilai kualitas rasa. Seruputannya kencang, sampai orang sebelah ngira dia pakai sedotan turbo.
Menurut Perfect Daily Grind, teknik menyeruput itu penting banget karena partikel aroma dan rasa jadi tersebar merata di rongga mulut.
Nah, lidah kita yang multi-talenta itu punya zona-zona yang sensitif terhadap rasa manis, asam, pahit, sampai gurih. Jadi, menyeruput memungkinkan kamu merasakan semua nuansa rasa seperti menghadiri konser musik dengan tata suara surround.
Kopi-kopi yang cocok diseruput biasanya yang tidak ditambahi embel-embel susu, krim, atau foam. Misalnya: manual brew, long black, atau americano. Dengan menyeruput, kamu bisa menelusuri asal-usul biji kopi dari keasaman lembut sampai pahitnya penuh makna, lengkap dengan aftertaste yang seringkali lebih dramatis daripada ending sinetron.
Teguk Kopi dengan Penuh Cinta
Sekarang, gimana dengan kopi yang tampilannya sudah kayak dessert di café hits? Yang ada foam-nya, whipped cream-nya, dan topping manis nan menggoda?
Nah, minuman jenis ini justru harus diteguk langsung, seperti kamu menghadapi kenyataan hidup: tidak bisa setengah-setengah.
Contohnya cappuccino. Kalau kamu cuma menyeruput bagian atasnya, yang kamu rasakan cuma foam doang. Ibarat nonton film cuma dari trailer-nya.
Padahal, harmoni kopi dan susu itu baru terasa ketika kamu meneguk keseluruhan isinya dalam satu gerakan yang mantap.
Begitu juga dengan es kopi kekinian yang suka tampil dengan krim, sirup, atau boba (iya, sekarang kopi pun boba-fied). Pastikan semuanya sudah tercampur dengan penuh cinta, baru deh kamu teguk. Dengan begitu, lidahmu akan diajak berpesta dalam campuran rasa yang manis, creamy, dan caffeine-loaded.
Kopi Bukan Sekadar Minuman, Tapi Petualangan Rasa
Intinya, menikmati kopi bukan cuma soal rasa di lidah, tapi juga soal cara agar rasanya optimal. Menyeruput atau meneguk bukan pilihan hidup yang bisa diambil asal-asalan. Ada teknik dan alasan ilmiahnya, lho!
Kalau kamu tahu jenis kopinya, kamu bisa tahu bagaimana cara terbaik menikmatinya. Jangan sampai ngaku coffee lover tapi nyeruput kopi susu sampai suaranya kayak peluit. Atau malah meneguk espresso kayak minum air mineral, terus heran kenapa pahit banget.
Jadi, sebelum kamu update story sambil pegang gelas kopi ala influencer, pastikan kamu tahu dulu: ini kopi tipe seruput, atau tipe teguk? Karena kalau caranya salah, bukan cuma rasa yang jadi hambar, tapi juga harga kopi 40 ribuan itu terasa sia-sia.
Selamat ngopi dengan teknik yang tepat. Seruput dengan bijak, teguk dengan tanggung jawab.