Layanan dermaga Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) di Jawa Barat akan bertransformasi menjadi lebih cepat, ramah, transparan, dan berbasis teknologi. Perubahan ini terwujud berkat program PRIMA ASDP, yang merupakan akronim dari Responsif, Inklusif, Modern, dan Amanah.
Transportasi air memiliki peran vital dalam kehidupan masyarakat Jawa Barat, mulai dari menghubungkan mobilitas warga, perdagangan barang, pariwisata, hingga layanan darurat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, layanan dermaga ASDP menghadapi tantangan besar.
Data menunjukkan jumlah penumpang, barang, dan perjalanan kapal stagnan, bahkan cenderung menurun. Kondisi ini dipicu oleh pelayanan yang masih manual, fasilitas dermaga yang belum memadai, dan rendahnya kepatuhan terhadap standar keselamatan. Jika dibiarkan, transportasi air bisa kehilangan daya saing dan kepercayaan masyarakat.
Penyebab utama masalah ini adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) yang belum merata. Petugas dermaga, yang menjadi ujung tombak pelayanan, belum sepenuhnya memiliki kompetensi yang memadai. Prosedur Operasional Standar (SOP) juga belum dijalankan secara konsisten, sementara evaluasi kinerja masih manual dan tidak terukur. Padahal, profesionalisme SDM di lapangan sangat menentukan wajah layanan publik.
Dari laporan yang dirilis ASDP melalui situs resmi Humas Jabar, 26 Agustus 2025, mengklaim bahwa Program PRIMA ASDP hadir untuk menjawab semua masalah tersebut. Masyarakat bisa mendapatkan pelayanan yang lebih responsif melalui penyediaan kanal pengaduan digital, jadwal keberangkatan yang lebih jelas, serta kehadiran petugas siaga yang komunikatif. Dengan sistem ini, pengguna jasa tidak lagi kebingungan atau harus menunggu tanpa kepastian.
Masyarakat juga akan mendapat pelayanan yang inklusif. Dermaga kini bisa diakses oleh kelompok rentan, penyandang disabilitas, dan masyarakat sekitar. Penataan area layanan yang ramah, penyediaan fasilitas sederhana bagi difabel, serta sikap petugas yang lebih humanis menjadi wujud nyata dari nilai inklusif ini.
Sementara itu, pelayanan yang modern diwujudkan melalui transformasi digital. PRIMA ASDP mendorong digitalisasi data perjalanan, pelaporan kondisi dermaga, hingga evaluasi kinerja pegawai melalui dashboard terintegrasi. Hal ini membuat pelayanan lebih transparan, data bisa dipantau secara langsung, dan kebijakan berbasis bukti dapat diambil lebih cepat. Selain itu, pelayanan di dermaga akan lebih terpercaya karena program ini menanamkan budaya kerja jujur, bertanggung jawab, dan akuntabel kepada petugas.
Program PRIMA ASDP akan diterapkan di seluruh dermaga yang berada di bawah pengelolaan UPTD PPPLLASDP Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat. Saat ini, ada enam Satuan Pelayanan (Satpel) yang menjadi titik layanan penting: Jatiluhur (Kabupaten Purwakarta), Cirata (Cianjur, Bandung Barat, dan Purwakarta), Saguling (Kabupaten Bandung Barat), Muara Gembong (Kabupaten Bekasi), Kalipucang (Kabupaten Pangandaran), serta Majingklak (Kabupaten Pangandaran). Masing-masing Satpel ini melayani jalur penyeberangan strategis yang menghubungkan desa, kawasan wisata, hingga sentra ekonomi lokal.
Melalui program PRIMA ASDP, masyarakat akan melihat perbaikan nyata, seperti SOP yang jelas, kanal pengaduan yang terbuka, dan tim pelayanan yang lebih siap melayani. Dalam jangka menengah, sistem digital mulai dibangun, mulai dari dashboard monitoring, evaluasi berbasis indikator, hingga uji coba model layanan baru di dermaga percontohan.
Target jangka panjangnya, seluruh dermaga ASDP di Jawa Barat akan mengadopsi sistem PRIMA secara penuh, lengkap dengan layanan digital, fasilitas inklusif, dan SDM terlatih. Dengan demikian, transportasi air tidak lagi dianggap sebagai layanan sekunder, tetapi menjadi bagian penting dari infrastruktur publik yang aman, modern, dan terpercaya.

















