Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) melakukan pertemuan resmi dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC) di markas besar IOC, Lausanne, Swiss. Pertemuan ini menjadi bagian penting dari upaya diplomatik Indonesia dalam menanggapi rekomendasi IOC terkait polemik visa atlet Israel pada ajang 53rd Artistic Gymnastics World Championships Jakarta 2025.
Delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Ketua Umum NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari, didampingi oleh anggota Komite Eksekutif Josephine Tampubolon dan Harry Warganegara, Sekretaris Jenderal Wijaya Noeradi, serta Wakil Sekretaris Jenderal Daniel Loy.
Dalam dialog tersebut, pihak NOC Indonesia memaparkan secara terbuka kondisi sosial dan kebijakan pemerintah Indonesia yang berkaitan dengan penyelenggaraan kejuaraan dunia itu. Penjelasan juga mencakup jaminan keamanan dan kesiapan logistik agar ajang internasional tersebut dapat berlangsung dengan aman dan sukses.
Pihak IOC disebut menyambut baik penjelasan yang disampaikan oleh delegasi Indonesia. Pertemuan itu menghasilkan titik temu positif yang kembali membuka ruang komunikasi dan kerja sama antara kedua organisasi.
“Diplomasi yang kami lakukan bersama menghasilkan angin segar dan titik temu positif untuk melanjutkan dialog secara konstruktif,” ujar Ketum NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari, dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu, 29 Oktober 2025.
Okto menambahkan bahwa komunikasi yang transparan dan terbuka menjadi kunci keberhasilan pertemuan tersebut. Ia menilai hasil diskusi di Lausanne merupakan langkah awal menuju solusi bersama antara Indonesia dan IOC.
“Intinya, kami berhasil memperbaiki jalur komunikasi dengan IOC. Mereka memahami posisi Indonesia, dan kami juga memahami tanggung jawab IOC dalam menjaga prinsip non-diskriminasi,” lanjutnya.
Menurut Okto, sikap pemerintah Indonesia yang tetap menjunjung tinggi sportivitas dan perdamaian dunia menjadi cerminan karakter bangsa. Ia menegaskan bahwa dialog yang baik adalah fondasi untuk menyelesaikan polemik secara bermartabat.
“Komunikasi dan transparansi akan selalu menjadi kunci keberhasilan. Karena ini belum selesai, ini masih proses menuju keberhasilan,” tegasnya.
Dalam pertemuan tersebut, NOC Indonesia menegaskan komitmennya untuk tetap menjadi bagian integral dari Olympic Movement, serta memastikan dukungan penuh terhadap prinsip Olympic Charter yang menekankan semangat sportivitas dan perdamaian global.
“Sikap ini juga sekaligus menjunjung dan mendukung Olympic Charter, serta menjadi dasar dalam menyuarakan perdamaian dunia,” jelas Okto.
Pertemuan di Lausanne menjadi tonggak penting hubungan diplomatik olahraga antara Indonesia dan IOC. Kedua pihak sepakat melanjutkan komunikasi terbuka dan evaluasi menyeluruh guna memastikan Indonesia terus berperan aktif dalam kancah olahraga internasional dengan mengedepankan semangat non-diskriminasi, sportivitas, dan kerja sama global.
“Komunikasi yang baik, sikap terbuka, dan diplomasi yang konstruktif adalah jalan kita menuju solusi yang berkelanjutan,” tutup Okto.















