PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mengumumkan rencana besar untuk mengembangkan elektrifikasi jalur kereta api, dimulai dari relasi Cikampek hingga Jawa Timur. Rencana tersebut dipertegas oleh Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, usai menandatangani Nota Kesepahaman terkait Rencana Kerja Sama Elektrifikasi dengan PT PLN (Persero) pada Senin, 20 Oktober 2025.
Bobby menyatakan bahwa kerjasama ini membuka peluang besar untuk memperluas jaringan layanan kereta api berbasis listrik di wilayah-wilayah yang berpotensi.
“Jalur Padalarang–Cicalengka sepanjang 40 kilometer serta relasi Cikampek hingga Jawa Timur menjadi wilayah potensial untuk pengembangan elektrifikasi berikutnya,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dirilis pada Selasa (21/10/2024).
Menurut Bobby, elektrifikasi menjadi bagian dari langkah besar menuju modernisasi perkeretaapian di Indonesia.
“Saat ini, okupansi KA lokal dan feeder di Jawa Barat terus meningkat, begitu juga dengan pertumbuhan pengguna KA lokal dan commuter line di Banten, khususnya di relasi Rangkasbitung,” tambahnya.
Dalam kesepakatan tersebut, KAI bersama PLN akan melakukan elektrifikasi pada lintas KRL Rangkasbitung.
Kesepakatan ini menandai terobosan pertama dalam elektrifikasi jalur kereta api yang tidak melibatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), melainkan menggunakan skema bisnis antar perusahaan (B2B) antara KAI dan PLN.
Bagi KAI, kerja sama ini diharapkan meningkatkan kualitas, kenyamanan, dan kecepatan layanan kereta api. Sementara bagi PLN, elektrifikasi ini berpotensi memperluas penggunaan energi bersih di sektor transportasi.
Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, menyebutkan bahwa elektrifikasi jalur kereta api menjadi prioritas dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) 2025–2030.
“Elektrifikasi ini bisa meningkatkan efisiensi operasional, menghemat energi, serta memperkuat daya saing industri perkeretaapian dalam negeri.” jelas Dudy.
Dudy berharap agar perluasan elektrifikasi ini dapat segera mencakup tiga titik penting, yakni jalur Padalarang-Cicalengka, jalur Cikarang-Cikampek, dan peningkatan persinyalan untuk Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line di Rangkasbitung.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan bahwa semua pihak terkait harus menindaklanjuti nota kesepahaman dengan perjanjian kerja sama yang lebih rinci, termasuk rencana aksi, target waktu, dan pemetaan jalur.
“Di banyak negara maju, transportasi kereta api sangat diminati. Selain murah, kereta api juga bisa mengangkut penumpang dalam jumlah besar. Dengan adanya elektrifikasi, moda transportasi yang murah dan masif ini akan semakin diminati,” tutup Dudy.
Selain itu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Allan Tandiono, menjelaskan bahwa peningkatan sinyal, yang merupakan bagian dari elektrifikasi, akan meningkatkan kapasitas headway kereta.
“Peningkatan kapasitas headway bisa sampai 4 menit. Saat ini, dengan 200.000 penumpang per hari, kapasitas ini dapat meningkat signifikan,” tambah Allan.