Siapa sangka, wilayah Wanayasa di Purwakarta pernah menjadi pusat perintisan industri teh Hindia Belanda dan menjadi lokasi salah satu kebun percontohan teh pertama di Indonesia.
Bahkan, daerah ini juga menjadi tempat berdirinya pabrik teh pertama di nusantara, jauh sebelum teh menjadi komoditas andalan di berbagai daerah di Pulau Jawa.
Catatan sejarah ini ditulis oleh Budi Rahayu Tamsyah dan dimuat dalam laman resmi Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Purwakarta, mengulas awal mula hadirnya teh di Indonesia hingga jejaknya yang kuat di Wanayasa.
Pada tahun 1827, Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson — botanikus utusan Pemerintah Hindia Belanda — membuka kebun teh percontohan di kaki Gunung Burangrang, tepatnya di Wanayasa, setelah sebelumnya gagal membuat kebun serupa di Cisurupan, Garut.
“Jacobson tidak mau gagal lagi, karena mempekerjakan pribumi yang kurang paham menanam teh. Oleh karena itu, ia mengajak orang-orang Cina yang berada di Purwakarta, Karawang, dan Bekasi untuk bekerja menanam teh,” tulis Budi dalam artikelnya.
Jacobson bahkan menyelundupkan 15 orang Cina dari Makao, tujuh di antaranya ahli teh, dan menempatkan mereka di bukit yang kini dikenal sebagai Pasir Nagara Cina atau Garacina.
Ia juga membawa sekitar tujuh juta biji teh dari Cina — disebut masyarakat sebagai “teh beureum” (teh merah) — dan disemaikan di Pangipukan, bagian dari kawasan Pasir Nagara Cina.
Keberhasilan kebun percontohan ini mendorong Pemerintah Hindia Belanda untuk membuka perkebunan teh skala besar di Wanayasa, membentang dari Pamundayan hingga Parakanceuri, serta dari Sindangpanon sampai Cirahayu. Jalan-jalan kontrak pun dibangun, yang kini menjadi akses penting antarkecamatan seperti Bojong, Pasawahan, dan Pondoksalam.
Selain itu, dibangun pula pabrik-pabrik teh di Pasirmuncang, Sindangpanon, dan Sukadami — yang oleh penulis disebut sebagai pabrik teh pertama di Indonesia.
Kini, hanya pabrik di Sindangpanon yang masih menyisakan bangunan dan dikenal warga sebagai “Pabrik Enteh Belanda”.
Jejak keberhasilan ini turut mendorong ekspansi perkebunan teh ke wilayah lain seperti Bandung, Garut, Subang, Sukabumi, dan Puncak, bekerja sama dengan pihak swasta.
Sejarah teh di Wanayasa menjadi bukti bahwa Purwakarta pernah menjadi pelopor dalam industri teh Indonesia — sebuah bab penting dalam perjalanan komoditas Nusantara.