Sebagai seorang vokalis band, selain paham notasi nada, mungkin Giring Ganesha yang dulu dikenal dengan Giring Nidji, ternyata juga ahli di bidang pesawat terbang. Terutama dalam urusan perbaikan atau maintenance pesawat, yang menjadi pekerjaan vital bagi dunia penerbangan, karena menyangkut keamanan penerbangan.
Luar biasa buat anak band satu ini. Sudah menjabat sebagai Wakil Menteri (Wamen), tiba-tiba jadi Komisaris, lagi. Jadi kalo masih ada yang ngeluh cari kerja susah, itu kayaknya kurang usaha aja, deh. Tuh, buktinya Giring bisa punya kerjaan sampai double job gitu. hheu.
Ruarrr biasa, semangat anak muda!!
Ah, Indonesia! Negeri yang kaya akan keunikan, terutama dalam hal pengelolaan pemerintahan. Setuju gak, sih
Di tengah tumpukan masalah yang tak kunjung usai, kita disuguhkan dengan kisah menarik seorang Wakil Menteri yang merangkap jabatan sebagai Komisaris Independen di Garuda Maintenance Facility Aero Asia, Tbk. (GMFI).
Apa yang lebih menarik daripada melihat seorang pejabat publik mengelola dua peran yang seharusnya tidak pernah bertemu? Mari kita eksplorasi fenomena ini dengan seksama
Pertama-tama, mari kita puji keahlian multitasking para pejabat kita. Siapa yang butuh fokus pada satu pekerjaan ketika Anda bisa melakukan dua hal sekaligus? Tentu saja, dengan menjabat sebagai wakil menteri dan komisaris, individu ini pasti memiliki kemampuan luar biasa dalam mengatur waktu. Mungkin dia juga bisa mengatur waktu untuk menyelamatkan dunia sambil terbang ke luar negeri untuk menghadiri rapat komisaris. Sangat impresif!
Selanjutnya, kita harus mengagumi betapa cerdasnya keputusan ini. Bukankah luar biasa jika satu orang dapat memutuskan kebijakan publik sekaligus mengambil keputusan strategis di perusahaan yang berpotensi mendapatkan manfaat dari kebijakan tersebut? Ini adalah contoh nyata dari simbiosis mutualisme.
Ketika kebijakan pemerintah mendukung GMFI, kita bisa yakin bahwa semua keputusan yang diambil pasti akan sangat “objektif.” Siapa yang butuh integritas ketika Anda bisa mendapatkan keuntungan ganda? Dan mari kita bicarakan tentang transparansi!
Dengan rangkap jabatan ini, kita bisa yakin bahwa semua keputusan akan dilakukan dengan sangat transparan. Tentu saja tidak ada yang akan meragukan integritas seorang wakil menteri yang juga komisaris, bukan?
Ini seperti meminta rubah untuk menjaga ayam; apa yang bisa salah? Mereka pasti akan saling mengawasi dengan penuh cinta dan kasih sayang!
Tidak ketinggalan, mari kita pikirkan tentang dampak positif yang mungkin timbul. Mungkin, dengan memiliki wakil menteri di posisi komisaris, GMFI bisa menemukan cara untuk mengatasi semua masalah yang dihadapinya.
Apakah kita akan melihat peningkatan efisiensi? Atau mungkin kita hanya akan mendapatkan lebih banyak alasan untuk menjelaskan keterlambatan? Siapa yang bisa menebak!
Akhirnya, mari kita akui bahwa ini semua adalah bagian dari keindahan politik Indonesia. Di mana norma-norma etika sering kali hanya sekadar kata-kata kosong, dan setiap kebijakan memiliki nuansa sarkastis yang menyertainya.
Dengan rangkap jabatan ini, kita hanya bisa berharap bahwa keberadaan seorang wakil menteri di GMFI akan membawa perubahan positif. Namun, jika tidak, setidaknya kita bisa mendapatkan hiburan dari drama politik yang tak ada habisnya.
Dengan demikian, mari kita semua bersulang untuk wakil menteri yang merangkap jabatan ini. Karena dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian, kita pasti membutuhkan lebih banyak kisah seperti ini untuk mengingatkan kita akan absurditas yang ada. Selamat berjuang, wahai pahlawan multitasking!
















