Sebagai mahasiswa, menulis makalah atau jurnal adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan akademik Anda. Salah satu aspek penting yang seringkali menimbulkan kebingungan adalah cara menulis footnote atau catatan kaki yang baik dan benar.
Footnote bukan hanya sekadar formalitas, melainkan alat krusial untuk memberikan kredit kepada sumber ide, menghindari plagiarisme, dan memperkaya argumen Anda.
Artikel ini akan memandu Anda melalui seluk-beluk penulisan footnote yang efektif.
Memahami Fungsi dan Kebutuhan Menulis Footnote
Footnote adalah catatan referensi yang ditempatkan di bagian bawah halaman tempat kutipan atau referensi muncul. Fungsinya mirip dengan daftar pustaka, namun lebih spesifik karena langsung merujuk pada bagian tertentu dalam teks Anda.
Pentingnya footnote tidak bisa diremehkan. Penggunaannya menunjukkan bahwa Anda telah melakukan riset yang cermat, menghargai karya orang lain, dan menjaga integritas akademik. Ini juga menjadi langkah vital untuk menghindari plagiarisme.
Dengan memberikan pengakuan jelas terhadap ide atau informasi yang bukan milik Anda, Anda memperkuat kredibilitas argumen Anda. Selain itu, footnote memudahkan pembaca untuk melacak sumber asli jika mereka ingin mendalami lebih lanjut.
Anda perlu menggunakan footnote setiap kali Anda mengutip langsung (menyalin kata demi kata dari sumber lain), memparafrasekan (menyatakan ide dari sumber lain dengan kata-kata Anda sendiri), atau meringkas argumen dari sumber eksternal. Penggunaan data, statistik, atau rujukan pada ide/konsep spesifik yang berasal dari karya orang lain juga menuntut adanya footnote.
Mengenal Berbagai Gaya Penulisan Footnote
Ada beberapa gaya penulisan footnote yang umum digunakan, dan pilihan gaya biasanya tergantung pada disiplin ilmu atau instruksi dari dosen Anda. Tiga gaya yang paling sering ditemui adalah:
Chicago/Turabian (Notes and Bibliography)
Gaya ini sangat populer di kalangan ilmu humaniora seperti sejarah, sastra, dan seni. Ciri khasnya adalah penggunaan footnote atau endnote untuk sitasi pertama kali, diikuti oleh sitasi singkat untuk referensi berulang. Di akhir makalah, akan disertakan daftar pustaka lengkap. Misalnya, footnote pertama untuk buku bisa seperti ini:
¹Michael Pollan, The Omnivore’s Dilemma: A Natural History of Four Meals (New York: Penguin Press, 2006), 99–100.
Untuk sitasi berulang, cukup:
²Pollan, Omnivore’s Dilemma, 102.
APA (American Psychological Association)
Meskipun gaya APA lebih sering mengandalkan sistem sitasi dalam teks (author-date), ada kalanya footnote digunakan untuk catatan tambahan atau penjelasan yang tidak terkait langsung dengan referensi sumber. Namun, untuk referensi sumber utama, sistem dalam teks tetap dominan.
MLA (Modern Language Association)
Serupa dengan APA, MLA juga lebih sering menggunakan sistem sitasi dalam teks. Footnote jarang digunakan untuk sitasi, melainkan untuk memberikan informasi tambahan yang dirasa tidak perlu disertakan dalam teks utama.
Menguasai Singkatan Penting dalam Footnote
Dalam penulisan footnote, Anda akan sering menemukan singkatan Latin yang berfungsi untuk merujuk pada sumber yang sama secara efisien. Memahami singkatan ini akan membantu Anda menulis footnote dengan lebih ringkas dan profesional:
Ibid. (Ibidem)
Singkatan ini berarti “di tempat yang sama”. Anda menggunakannya ketika mengutip sumber yang sama, termasuk nomor halaman yang sama, dengan footnote yang persis berada di atasnya.
Contohnya, jika footnote pertama adalah buku Pollan di halaman 99-100, maka footnote berikutnya yang mengacu pada halaman yang sama cukup ditulis
²Ibid.
Namun, jika Anda mengacu pada sumber yang sama tetapi halaman berbeda, Anda bisa menulis
²Ibid., hlm. 105.
Op. Cit. (Opere Citato)
Singkatan ini berarti “dalam karya yang telah dikutip”. Anda menggunakannya ketika merujuk pada karya yang sudah pernah dikutip sebelumnya, tetapi ada sumber lain yang menyela di antara kutipan tersebut. Ini berlaku jika Anda hanya mengutip satu karya dari penulis tersebut.
Formatnya adalah Nama Penulis, Op. Cit., hlm. [Nomor Halaman]. Misalnya, setelah mengutip Pollan, lalu Harari, Anda bisa kembali mengutip Pollan dengan
³Pollan, Op. Cit., hlm. 102.
Penting untuk diketahui bahwa penggunaan Op. Cit. mulai jarang dalam gaya modern dan sering digantikan dengan sitasi singkat (Nama Penulis, Judul Singkat, Halaman) untuk kejelasan yang lebih baik.
Loc. Cit. (Loco Citato)
Singkatan ini berarti “di tempat/lokasi yang telah dikutip”. Ini lebih spesifik daripada Op. Cit. karena digunakan ketika Anda merujuk pada karya dan halaman yang sama persis dengan kutipan sebelumnya, meskipun ada sumber lain yang menyela di antaranya.
Formatnya adalah Nama Penulis, Loc. Cit. Contohnya, setelah mengutip Pollan di halaman 99-100, lalu Harari, Anda bisa kembali mengacu pada Pollan di halaman yang sama dengan
³Pollan, Loc. Cit.
Mirip dengan Op. Cit., penggunaan Loc. Cit. juga semakin jarang dan cenderung diganti dengan sitasi singkat.
Tips Praktis Menulis Footnote yang Efektif
Untuk memastikan penulisan footnote Anda rapi dan akurat, ada beberapa tips praktis yang bisa Anda terapkan. Pertama, manfaatkan fitur “Insert Footnote” yang tersedia di sebagian besar program pengolah kata seperti Microsoft Word atau Google Docs.
Fitur ini akan secara otomatis menempatkan angka superskrip di teks dan membuat catatan kaki di bagian bawah halaman, sangat memudahkan pekerjaan Anda.
Kedua, konsistensi adalah kunci. Apapun gaya penulisan yang Anda pilih, pastikan Anda menerapkannya secara konsisten dari awal hingga akhir makalah Anda. Ketiga, selalu periksa keakuratan informasi dalam setiap footnote: nama penulis, judul, tahun terbit, nomor halaman, dan detail lainnya. Kesalahan kecil dapat mengurangi kredibilitas tulisan Anda.
Keempat, hindari “over-footnoting” atau memberikan footnote pada setiap kalimat. Gunakan footnote hanya saat Anda benar-benar mengutip, memparafrasekan, atau merujuk pada ide spesifik dari sumber. Terakhir, ingatlah bahwa footnote juga bisa digunakan untuk memberikan penjelasan singkat, definisi istilah, atau informasi tambahan yang tidak ingin mengganggu alur teks utama.
Struktur Dasar Footnote
Meskipun gaya bervariasi, berikut adalah contoh struktur dasar untuk beberapa jenis sumber umum dalam gaya Chicago/Turabian:
Buku:
¹Nama Penulis, Judul Buku (Kota Terbit: Penerbit, Tahun Terbit), Halaman.
Artikel Jurnal:
¹Nama Penulis, “Judul Artikel,” Nama Jurnal Volume, no. Nomor (Tahun Terbit): Halaman.
Artikel dari Situs Web:
¹Nama Penulis (jika ada), “Judul Artikel,” Nama Situs Web, Tanggal Publikasi (jika ada), URL.
Bab dalam Buku Antologi:
¹Nama Penulis Bab, “Judul Bab,” dalam Judul Buku Antologi, diedit oleh Nama Editor (Kota Terbit: Penerbit, Tahun Terbit), Halaman.
Dengan memahami fungsi, singkatan penting, dan cara menulis footnote pada makalah atau jurnal yang benar, Anda tidak hanya akan meningkatkan kualitas akademik tulisan Anda, tetapi juga menunjukkan integritas dan profesionalisme sebagai seorang peneliti muda.
Latihlah terus kemampuan ini, dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dosen atau pustakawan jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut. Selamat menulis!