Di Indonesia, ada pepatah klasik yang sering beredar di kalangan orang tua saat itu: “Masuk SMK aja, biar cepat kerja di pabrik.” Ungkapan ini seolah menjadi nasihat sakti bagi anak-anak yang dianggap lebih cocok masuk sekolah kejuruan atau menjadi lulusan SMK dibanding SMA (Sekolah Menengah Atas).
Tapi, apakah benar masuk SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) otomatis bisa langsung kerja? Apakah masa depan lulusan SMK benar-benar semulus janji brosur sekolah yang mengatakan “Lulus langsung kerja”? Atau justru ada tantangan yang perlu dihadapi?
SMK dan Budaya “Langsung Kerja” di Indonesia
Sejak dulu, sekolah menengah kejuruan (SMK) dipromosikan sebagai jalur pendidikan yang fokus pada keterampilan dan praktik. Tujuannya jelas: mencetak tenaga kerja siap pakai yang bisa langsung masuk ke dunia industri.
Di beberapa daerah, terutama yang dekat dengan kawasan industri seperti Karawang, Cikarang, atau Gresik, mindset ini sudah seperti budaya.
Banyak anak muda yang lebih memilih masuk SMK karena mereka melihat kakak, tetangga, atau teman-temannya bisa langsung kerja setelah lulus.
Kuliah dianggap buang-buang waktu dan uang karena mereka bisa mendapatkan gaji lebih cepat dengan langsung bekerja.
Namun, apakah realitanya semudah itu?
Gampang Dapat Kerja atau Justru Susah?
Meskipun banyak Sekolah Menengah Kejuruan yang mengklaim bisa menyalurkan siswanya ke dunia kerja, kenyataannya tidak selalu mulus. Beberapa tantangan yang sering dihadapi lulusan SMK antara lain:
-
Persaingan Ketat dengan Tenaga Kerja Berpengalaman
Banyak industri lebih memilih pekerja yang sudah berpengalaman dibandingkan fresh graduate dari SMK. Meskipun punya keterampilan dasar, lulusan SMK sering dianggap butuh pelatihan tambahan sebelum bisa benar-benar produktif. -
Lapangan Kerja yang Tidak Selalu Sesuai Keahlian
Misalnya, seseorang lulus dari jurusan Teknik Otomotif, tetapi karena sulit mendapatkan pekerjaan di bidang tersebut, akhirnya terpaksa bekerja sebagai operator produksi di pabrik. -
Upah Minimum dan Karier yang Sulit Berkembang
Banyak lulusan SMK yang akhirnya bekerja di pabrik dengan sistem kontrak, gaji UMR, dan minim jenjang karier. Tanpa pendidikan tambahan atau sertifikasi, peluang untuk naik jabatan sangat terbatas. -
Perubahan Industri yang Cepat
Dunia kerja sekarang semakin mengarah ke otomasi dan digitalisasi. Banyak pekerjaan yang dulu membutuhkan tenaga manusia, kini bisa digantikan oleh mesin atau AI. Lulusan SMK yang tidak terus mengembangkan skill bisa saja tergeser oleh perkembangan teknologi.
Kenapa Jadi Buruh Lebih Populer daripada Kuliah?
Meski ada tantangan, banyak anak muda tetap lebih memilih langsung kerja dibandingkan melanjutkan pendidikan tinggi. Kenapa?
Faktor ekonomi menjadi alasan utama. Banyak keluarga yang tidak mampu membiayai kuliah. Biaya semesteran, uang pangkal, hingga ongkos hidup di kota besar sering kali menjadi penghalang utama. Akhirnya, kerja dulu menjadi pilihan yang paling realistis.
Selain itu, lingkungan dan pop culture juga berpengaruh. Di beberapa daerah industri, bekerja di pabrik dianggap hal yang wajar dan bahkan menjadi kebanggaan tersendiri. “Yang penting gajian tiap bulan,” begitu prinsip banyak anak muda.
Tak bisa dipungkiri, janji manis sekolah kejuruan juga berperan. Banyak SMK yang memasarkan diri dengan slogan seperti “Lulus langsung kerja”, padahal tidak semua siswa benar-benar bisa mendapatkan pekerjaan setelah lulus.
Lulusan SMK Bisa Sukses, Asal…
Jadi, apakah lulusan ini akan selamanya jadi buruh? Tentu saja tidak! Ada banyak cara agar mereka bisa berkembang dan sukses, di antaranya:
-
Melanjutkan kuliah setelah bekerja
Beberapa kampus menyediakan kelas karyawan sehingga mereka bisa tetap belajar sambil bekerja. Ini bisa menjadi jalan untuk naik jabatan atau mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. -
Mengembangkan keterampilan tambahan
Dunia kerja kini sangat menghargai soft skills seperti kemampuan komunikasi, leadership, dan problem-solving. Selain itu, keterampilan digital seperti desain grafis, editing video, hingga coding bisa menjadi nilai tambah besar. -
Memanfaatkan teknologi untuk berwirausaha
Banyak lulusan SMK yang akhirnya sukses menjadi pengusaha, baik di bidang kuliner, otomotif, hingga digital marketing. -
Mengikuti kursus atau sertifikasi
Sertifikasi di bidang tertentu, seperti teknik industri, desain, atau IT, bisa membantu meningkatkan peluang kerja dan menaikkan jenjang karier.
Jadi, Mana yang Lebih Baik?
Pada akhirnya, pilihan antara masuk SMK atau kuliah tergantung pada strategi masing-masing individu. Yang paling penting bukan di mana sekolahnya, tapi bagaimana cara seseorang terus belajar dan berkembang.
Masuk SMK memang bisa menjadi jalan pintas untuk langsung bekerja, tapi tanpa perencanaan yang baik, bisa jadi karier akan stagnan. Sebaliknya, kuliah juga bukan jaminan kesuksesan kalau hanya mengejar gelar tanpa keterampilan yang relevan.
Jadi, kalau ada yang bilang “Masuk SMK aja biar cepat kerja,” jawab dengan lebih bijak:
“Iya, tapi jangan lupa upgrade skill biar nggak mentok di situ aja!”
***