Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Amien Rais, membuat pernyataan mengejutkan yang menyeret nama Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), dalam sebuah tudingan serius.
Melalui kanal YouTube miliknya dan juga kanal Refly Harun, Amien menyebut bahwa kecelakaan yang menimpa putra sulungnya, Ahmad Hanafi Rais, pada tahun 2020 adalah bagian dari upaya terencana untuk membunuh.
Pernyataan itu disampaikan dalam video pendek berdurasi kurang dari tiga menit yang ditayangkan di kanal YouTube Refly Harun pada Sabtu, 28 Juni 2025.
Keluarga saya termasuk yang dizalimi oleh Jokowi. Anak sulung saya, Ahmad Hanafi Rais, oleh rezim Jokowi, pernah mau dibunuh dengan ploting yang cukup rapi. Hanafi dari Jogja mau pulang ke Jakarta pada tanggal 18 Oktober 2020,” ujar Amien (29/6/2025).
Amien Rais menceritakan bahwa sejak dari Semarang, Hanafi merasa ada dua sedan misterius yang terus membuntuti mobilnya.
Bila mobil Hanafi berjalan cepat, dua sedan misterius itu juga berjalan cepat. Bila mobil Hanafi pelan, dua sedan itu juga ikut pelan. Rupanya, di Tol Cipali, km 112 sudah menunggu dua truk besar yang siap menyergap mobil Hanafi. Tentu dua sedan yang dinaiki oleh manusia iblis itu, sudah berkomunikasi dengan manusia iblis yang lain yang mengendarai dua truk besar dan siap membunuh anak sulung saya,” bebernya.
Amien menyebut bahwa pada pukul 02.20 pagi hari, truk besar yang sudah menunggu dengan kecepatan tinggi menyalip mobil Hanafi, sementara truk lainnya mengejar dari belakang. Truk di depan tiba-tiba mengerem mendadak, sehingga mobil Hanafi menabraknya. Lalu truk dari belakang langsung menghantam keras bagian belakang mobil.
Mobil Alphard Hanafi hampir putus jadi dua bagian saking kerasnya tabrakan truk dari belakang. Sampai sekarang, Hanafi kalau berjalan sedikit kurang sempurna karena ada bagian tulang belakangnya yang retak dan nampaknya sudah nggak bisa diatasi lagi,” jelas Amien.
Dalam rekaman lain di kanal pribadinya, Amien juga mengatakan: “Anak sulungnya, Ahmad Hanafi Rais, oleh rezim Jokowi pernah mau dibunuh dengan plotting cukup rapi.”
Ia mengungkapkan bahwa setelah kecelakaan, Hanafi mengalami luka serius di pelipis, hidung retak, dan tulang punggung retak. Bahkan hingga lima tahun kemudian, Hanafi disebut belum dapat berjalan normal.
Amien juga mengucapkan terima kasih kepada tim dokter yang telah menangani anaknya, namun tetap menekankan bahwa kejadian tersebut bukanlah kecelakaan biasa, melainkan bagian dari “usaha membungkam kritik terhadap rezim.”
Dalam narasinya, Amien menduga motif dari dugaan upaya pembunuhan ini adalah agar dirinya berhenti mengkritik pemerintahan Jokowi kala itu. Ia bahkan menyebut para pengendara sedan dan truk itu sebagai “manusia iblis” yang belum juga ditangkap oleh pihak kepolisian hingga kini.
Refly Harun, pengacara dan analis politik yang mengunggah video Amien di kanalnya, menyatakan:
Dan tentu, kita tidak bisa mengatakan apa yang dikatakan Amien Rais pasti benar, tetapi paling tidak, itu adalah versi Amien Rais mengenai kecelakaan yang menimpa putranya Hanafi Rais.”
Sejak video ini diunggah dan viral, belum ada tanggapan resmi dari pihak Istana atau Presiden Jokowi atas tudingan keras ini. Namun, pernyataan Amien Rais jelas menambah panas suasana politik nasional, terutama di tengah transisi kekuasaan ke pemerintahan Prabowo Subianto.

















