Menjadi mahasiswa dengan penghasilan setara UMR (Upah Minimum Regional) memang penuh tantangan, terutama dalam hal menabung. Namun, tantangan ini bisa diubah menjadi peluang untuk membangun kebiasaan keuangan sehat sejak dini.
Berikut adalah strategi cerdas, praktis, dan relevan yang diterapkan banyak mahasiswa di Indonesia agar tetap bisa menabung meski dengan gaji terbatas, mengacu pada sumber-sumber keuangan terpercaya.
1. Susun Anggaran Keuangan Bulanan yang Realistis
Langkah pertama adalah membuat anggaran keuangan sedetail mungkin. Catat seluruh pemasukan dan pengeluaran—mulai biaya makan, kos, transportasi, pulsa, hingga belanja kecil harian.
Identifikasi kebutuhan pokok dan pisahkan keinginan agar tidak terjadi kebocoran bujet yang tak terasa. Banyak sumber menyarankan mahasiswa untuk disiplin mencatat setiap transaksi sebagai dasar membuat anggaran bulanan yang pas.
2. Gunakan Formula Keuangan yang Sederhana dan Relevan
Metode klasik 50-30-20 (50% kebutuhan pokok, 30% keinginan, 20% tabungan/investasi) sering dianggap berat untuk gaji UMR. Sebagai gantinya, gunakan formula 60-30-10:
- 60% untuk kebutuhan utama (makan, sewa, transportasi)
- 30% untuk keperluan mendadak atau hiburan sederhana
- 10% langsung dialihkan ke tabungan yang “tidak boleh diganggu”
Jika belum terbiasa, mulailah dari 5% lalu tingkatkan secara bertahap per bulan.
3. Otomatisasi Menabung: Rekening Terpisah & Auto-Transfer
Trik ampuh agar tabungan benar-benar berjalan adalah dengan rekening terpisah khusus tabungan tanpa kartu ATM. Segera transfer 10% gaji ke rekening ini setiap kali menerima gaji. Fitur auto-transfer atau fitur “Dream Saver” di aplikasi bank digital terbukti sangat membantu agar menabung jadi prioritas, bukan sisa gaji.
4. Terapkan Sistem Amplop atau Aplikasi Manajemen Keuangan
Sistem amplop konvensional masih relevan, namun kini bisa diganti aplikasi manajemen finansial yang mudah digunakan lewat smartphone. Buat pos terpisah secara digital: biaya bulanan, tabungan, hiburan, dan dana darurat. Notifikasi pengeluaran dari aplikasi membantu mahasiswa lebih disiplin membatasi belanja impulsif.
5. Hemat di Pos-Pos Kunci: Kos, Makan, Transportasi
Carilah kos atau kontrakan sederhana dengan biaya yang masuk akal. Usahakan maksimal 30% dari total gaji, bukan tergoda fasilitas mewah yang malah menguras bujet.
Masak sendiri atau cari warung ekonomi bisa hemat puluhan ribu per hari. Untuk transportasi, utamakan berjalan kaki, sepeda, atau transportasi umum yang lebih murah dan sehat.
6. Manfaatkan Promo, Diskon, dan Fasilitas Kampus
Manfaatkan promo makanan, langganan internet murah, serta fasilitas kampus (Wi-Fi, perpustakaan, diskusi, hiburan gratis). Pilih gaya hidup minimalis dan prioritaskan kebutuhan dibanding keinginan.
7. Gunakan “Metode Receh” Digital
Metode ini memanfaatkan setiap selisih kecil dari pembulatan harga (misal, Rp27.500 jadi Rp30.000) untuk langsung dimasukkan ke rekening tabungan. Jika dipraktikkan rutin, nominal kecil ini bisa terkumpul jadi ratusan ribu per bulan tanpa terasa berat secara mental.
8. Ciptakan Sumber Income Tambahan
Jika tabungan dari gaji UMR terasa kurang, jangan ragu mencari pekerjaan sampingan seperti freelance online, menjadi asisten dosen, atau jualan kecil-kecilan. Pendapatan tambahan bisa langsung dialihkan untuk tabungan atau investasi mikro.
9. Selalu Evaluasi Keuangan Setiap Akhir Bulan
Luangkan waktu sepekan sekali atau sebulan penuh untuk menganalisis keuangan: cek ke mana saja pengeluaran terbesar, kenali celah penghematan, dan targetkan kenaikan nominal tabungan secara bertahap.
10. Hindari Utang Konsumtif
Jangan tergoda pinjaman online atau utang hanya demi memenuhi gengsi dan keinginan sesaat. Pastikan utang (jika sangat terpaksa) diambil hanya untuk kebutuhan yang benar-benar penting dan produktif.
Menabung bagi mahasiswa dengan gaji UMR memang bukan perkara mudah, tapi bukan juga mustahil.
Dengan strategi anggaran yang realistis, otomatisasi tabungan, gaya hidup hemat, dan evaluasi rutin, setiap mahasiswa bisa mulai membangun fondasi keuangan sehat. Ingat, konsistensi jauh lebih penting ketimbang jumlah nominal tabungan pada awalnya—perlahan tapi pasti, hasil dan kebebasan finansial akan datang seiring waktu.

















