• Tentang Kami
  • Layanan Iklan
  • Hubungi Kami
Kamis, 11 Desember 2025
Intiporia
Kirim Artikel
  • Sekilas
  • Tren
    • All
    • Budaya
    • Dunia
    • Film
    • Kampus
    • Lingkungan
    • Lokal
    • Musik
    • Muslim
    • Olahraga
    • Opini
    • Peristiwa
    • Politik
    • Selebritas
    • Teknologi
    • Wisata
    TPA Cikolotok Purwakarta

    TPA Cikolotok, Gunung Sampah yang Sempat Diwacanakan Jadi Tempat Wisata

    Pelatih PERSIB, Bojan Hodak

    Persib Siap Tantang Pemuncak Klasemen: Hodak dan Klok Tegaskan Tak Mau Kendur di GBLA

    Dinar

    Dinar dan Dirham: Mata Uang Abadi dalam Sejarah Islam

    Epy Kusnandar

    Epy Kusnandar: Jejak Seni, Perjuangan, dan Warisan “Kang Mus”

    Polres Purwakarta

    APDESI Purwakarta Ajak Polres Purwakarta, Bedah Penerapan Restorative Justice

    Indomaret Cabang Purwakarta Dorong Kreativitas Anak Lewat Lomba Mewarnai Bersama Dancow - Dok. JJ

    Indomaret Cabang Purwakarta Dorong Kreativitas Anak Lewat Lomba Mewarnai Bersama Dancow

    Persib

    Bojan Hodak Sesalkan Kekalahan PERSIB dari LCS di ACL Two

    Sibuk

    Absurditas Kewajiban Pura-Pura Sibuk: Kita Semua Budak Validasi

    Marc Klok Persib

    Tekad Kemenangan Klok di Singapura: PERSIB Mengincar Hasil Positif Lawan Lion City Sailors

  • Have Fun!
  • Esai
  • Belajar
  • Gaya Hidup
  • Komunitas
No Result
View All Result
Intiporia
  • Sekilas
  • Tren
    • All
    • Budaya
    • Dunia
    • Film
    • Kampus
    • Lingkungan
    • Lokal
    • Musik
    • Muslim
    • Olahraga
    • Opini
    • Peristiwa
    • Politik
    • Selebritas
    • Teknologi
    • Wisata
    TPA Cikolotok Purwakarta

    TPA Cikolotok, Gunung Sampah yang Sempat Diwacanakan Jadi Tempat Wisata

    Pelatih PERSIB, Bojan Hodak

    Persib Siap Tantang Pemuncak Klasemen: Hodak dan Klok Tegaskan Tak Mau Kendur di GBLA

    Dinar

    Dinar dan Dirham: Mata Uang Abadi dalam Sejarah Islam

    Epy Kusnandar

    Epy Kusnandar: Jejak Seni, Perjuangan, dan Warisan “Kang Mus”

    Polres Purwakarta

    APDESI Purwakarta Ajak Polres Purwakarta, Bedah Penerapan Restorative Justice

    Indomaret Cabang Purwakarta Dorong Kreativitas Anak Lewat Lomba Mewarnai Bersama Dancow - Dok. JJ

    Indomaret Cabang Purwakarta Dorong Kreativitas Anak Lewat Lomba Mewarnai Bersama Dancow

    Persib

    Bojan Hodak Sesalkan Kekalahan PERSIB dari LCS di ACL Two

    Sibuk

    Absurditas Kewajiban Pura-Pura Sibuk: Kita Semua Budak Validasi

    Marc Klok Persib

    Tekad Kemenangan Klok di Singapura: PERSIB Mengincar Hasil Positif Lawan Lion City Sailors

  • Have Fun!
  • Esai
  • Belajar
  • Gaya Hidup
  • Komunitas
Intiporia
  • Sekilas
  • Tren
  • Have Fun!
  • Esai
  • Belajar
  • Gaya Hidup
  • Komunitas
Home Esai

Tradisi Bukber di Bulan Puasa: Mempererat Persaudaraan atau Sekadar Tren Musiman?

Pada akhirnya, makna bukber ada di tangan kita

Raka Purnama by Raka Purnama
9 Maret 2025
in Esai, Budaya
ilustrasi buka puasa dengan kurma, Mahasiswa Manajemen Universitas Kartamulia Berbagai Takjil

Pixabay/pictavio

Share on WhatsappShare on FacebookShare on Linkedin

Bulan Ramadan datang lagi! Itu artinya, notifikasi WhatsApp, DM Instagram, dan grup alumni mendadak aktif seperti pasar malam. “Eh, kapan nih bukber?” menjadi pertanyaan wajib yang muncul di setiap obrolan. Dari bukber keluarga besar, sampai bukber komunitas yang tiba-tiba reunian tanpa basa-basi.

Tapi, di balik semaraknya acara buka puasa bersama (bukber), ada pertanyaan yang mengusik: bukber ini benar-benar untuk mempererat persaudaraan atau cuma tren musiman biar tetap terlihat eksis?

BACA JUGA

Jika Redenominasi Terjadi: Harga Nasi Goreng Jadi 15 Rupiah dan Anak Kost Merasa Kaya Mendadak

Kebangkitan Kembali Tradisi: Pasar Seni ITB 2025 Sedot Lebih dari 200.000 Pengunjung

Nostalgia Manis atau Ajang Pamer?

Bukber sering kali menjadi ajang reuni yang dinantikan. Ini adalah kesempatan untuk melepas rindu, bertukar cerita, dan mengenang masa lalu.

Namun, bukber juga bisa berubah menjadi ajang pamer terselubung—dari outfit mentereng hingga percakapan tentang karier yang sukses, terkadang esensi silaturahmi tergeser oleh keinginan untuk menunjukkan pencapaian.

Tidak semua orang merasa nyaman dengan suasana ini. Ada yang datang hanya untuk “cek ombak” siapa yang masih single, ada pula yang akhirnya memilih untuk tidak hadir karena takut dibanding-bandingkan.

Di era media sosial, perasaan ini semakin diperkuat oleh unggahan foto-foto bukber yang lebih menampilkan kesan glamor dibandingkan kebersamaan sejati.

Bukber Mahasiswa: Dari Mie Instan sampai Fancy Cafe

Bagi mahasiswa, bukber memiliki spektrum yang luas. Ada yang sederhana di kos-kosan dengan mie instan dan air putih, ada yang memilih berbuka di masjid kampus sekalian tarawih, dan ada pula yang merayakannya di restoran mahal demi konten Instagram.

Namun, bukber mahasiswa lebih dari sekadar makanan dan tempat. Ini adalah waktu berharga untuk beristirahat dari tumpukan tugas dan merajut kembali tali persahabatan yang mungkin sempat renggang karena kesibukan.

Sayangnya, di era digital, bukber juga mengalami “mutasi”—tidak sah rasanya jika tidak ada ritual foto estetik, video slow-motion pas angkat gelas, atau caption bertema Ramadan yang penuh makna.

Esensi Keberkahan: Bukber dan Nilai Ibadah

Dalam Islam, silaturahmi adalah bagian penting dari ibadah. Sayangnya, banyak yang lupa bahwa bukber seharusnya lebih dari sekadar ajang kumpul-kumpul.

Seberapa sering kita benar-benar mendengar cerita teman lama, bukan sekadar sibuk menggulir layar ponsel? Seberapa dalam makna kebersamaan yang kita bangun, bukan sekadar pamer momen di media sosial? Bukber bisa menjadi waktu untuk refleksi, berbagi, dan menguatkan satu sama lain dalam kebaikan.

Selain itu, di tengah tren bukber mewah, ada baiknya kita kembali merenungkan konsep keberkahan.

Apakah acara dalam agenda tersebut membuat kita mengundang keberkahan dengan berbagi kepada yang membutuhkan? Atau justru menjadi ajang konsumtif yang hanya memperbesar pengeluaran tanpa makna yang lebih dalam?

Kalo ada Ajakan Bukber, Harus Ikut atau Engga?

Bagi sebagian orang, agenda rutin ini bisa menimbulkan tekanan sosial. Ada yang ingin ikut tetapi terhalang biaya atau alasan pribadi.

Dalam situasi seperti ini, bukber bisa menimbulkan FOMO (Fear of Missing Out) atau rasa takut ketinggalan. Bagaimana jika kita tidak ikut? Apakah akan dianggap tidak peduli?

Seharusnya, agenda ini bukanlah sesuatu yang dipaksakan. Justru, acara ini sebaiknya menjadi wadah yang inklusif, di mana semua orang bisa merasa nyaman tanpa harus memikirkan status ekonomi atau pencapaian pribadi.

Mungkin sudah saatnya kita mengadopsi konsep bukber yang lebih sederhana dan berorientasi pada kebersamaan sejati.

Inget, ya! Sampah Plastik dan Sisa Makanan

Satu hal yang sering terlupakan dalam euforia agenda buka puasa bersama ini, adalah dampaknya terhadap lingkungan. Banyak restoran yang menggunakan wadah plastik sekali pakai, dan tidak jarang makanan tersisa begitu saja tanpa disentuh.

Sebagai generasi yang semakin sadar akan isu lingkungan, kita bisa mulai mencari cara agar tetap merayakan kebersamaan tanpa menambah beban bagi bumi.

Membawa tumbler sendiri, mengurangi pemakaian plastik, dan tidak memesan makanan berlebihan bisa menjadi langkah sederhana untuk membuat bukber lebih ramah lingkungan.

Jadi, Sekadar Tren atau Tradisi Bermakna?

Pada akhirnya, makna bukber ada di tangan kita. Apakah hanya sekadar mengikuti tren atau benar-benar menjadi momen mempererat persaudaraan?

Bukber seharusnya lebih dari sekadar tempat dan makanan; ini tentang bagaimana kita menghargai kebersamaan, mendengar cerita satu sama lain, dan berbagi kebahagiaan dengan cara yang lebih bermakna.***

Tags: Bulan PuasaRamadhan
Plugin Install : Subscribe Push Notification need OneSignal plugin to be installed.

Related Posts

Redenominasi
Esai

Jika Redenominasi Terjadi: Harga Nasi Goreng Jadi 15 Rupiah dan Anak Kost Merasa Kaya Mendadak

10 November 2025
Pasar Seni ITB
Budaya

Kebangkitan Kembali Tradisi: Pasar Seni ITB 2025 Sedot Lebih dari 200.000 Pengunjung

20 Oktober 2025
Bidage Alun Kiansantang Purwakarta
Budaya

Bagian ke-2: Brigade III Kiansantang, Dari Medan Perang ke Nama Sebuah Alun-Alun di Purwakarta

19 Oktober 2025
Bidage Alun Kiansantang Purwakarta
Budaya

Dari Dalem Shalawat hingga Alun-Alun Kiansantang: Cikal Bakal Kota Purwakarta

19 Oktober 2025
Gunung di Purwakarta
Budaya

7 Gunung di Purwakarta yang Bikin Penasaran: Dari yang Bersejarah Sampai yang Punya Pemandangan Menakjubkan

19 Oktober 2025
Prof. Dr. R. Prajatna Koesoemadinata Putra Ke-5 Raden Machjar Angga Koesoemadinata
Budaya

Cerita di Balik Da-mi-na-ti-la-da: Inovasi Raden Machjar yang Bikin Musik Sunda Mendunia

19 Oktober 2025
Next Post
Ngolek Desain yang diselenggarakan oleh Kopel dan Himasi didukung oleh Ekraf Purwakarta

Kolaborasi Kopel & Himasi Universitas Kartamulia: Kelas Rutin Disuksi dan Belajar Desain Grafis dari Nol

  • Peta sebaran bencana Banjir dan Longsor Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat (Update 6 Desember 2025) - Tangkapan Layar Situs BNPB

    Update! Banjir dan Longsor Terjang Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat: 914 Jiwa Meninggal, 105 Ribu Rumah Rusak

    679 shares
    Share 272 Tweet 170
  • 10 Website Gratis untuk Download Jurnal Ilmiah

    832 shares
    Share 333 Tweet 208
  • Kakashi Hatake: Hokage dengan Luka Masa Lalu dan Visi Masa Depan

    656 shares
    Share 262 Tweet 164
  • 9 Langkah Menuju ‘Gapura Panca Waluya’, Berikut Isi Surat Edaran Pemda Jabar

    747 shares
    Share 299 Tweet 187
  • Epy Kusnandar: Jejak Seni, Perjuangan, dan Warisan “Kang Mus”

    653 shares
    Share 261 Tweet 163
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Creative Intiporia
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi

© 2025 All Right Reserved Intiporia - Intip Dunia yang Menyenangkan

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kirim Artikel
  • Creative Intiporia
  • Hubungi Kami

© 2025 All Right Reserved Intiporia - Intip Dunia yang Menyenangkan