Pemerintah Kota Bandung terus menggenjot sistem pengelolaan sampah modern yang terintegrasi, mengandalkan teknologi dan kolaborasi berbagai pihak.
Salah satu tulang punggung upaya ini adalah Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Babakan Sari, yang saat ini memasuki fase pengembangan lanjutan dengan target beroperasi penuh pada September 2025.
Di TPST ini, pengelolaan sampah akan dilakukan secara komprehensif, mulai dari pemilahan, pengolahan biogas, daur ulang, hingga insinerasi residu.
“Ini tahap dua, dan targetnya September sudah running. Kita lihat, silonya cukup besar dan menunjang kapasitas pengolahan,” ujar Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, beberapa waktu lalu.
Saat ini, fase pertama operasional telah berjalan, dengan kapasitas uji coba mengolah 6-8 ton sampah per hari.
TPST Babakan Sari didesain dengan sistem alur kerja otomatis, dilengkapi dengan conveyor dan sistem pemilah yang semuanya beroperasi otomatis. Sistem ini memungkinkan sampah campuran yang masuk diproses dengan efisien.
“Residu yang masuk ke insinerator itu hanya sekitar 25 persen dari total sampah yang masuk. Sisanya harus diolah ulang,” kata Farhan sebagaimana dikutip dari keterangan Humas Jabar, 21 Juni 2025.
Komposisi pemrosesan terbagi menjadi empat bagian utama: daur ulang anorganik, pengolahan organik menjadi biogas, residu ke insinerator, dan daur ulang lainnya.
TPST ini juga dilengkapi dengan fasilitas jembatan timbang sebagai bagian dari manajemen logistik. Uniknya, selain gerbang utama untuk kendaraan berat seperti truk, TPST ini juga menyediakan jalur terpisah untuk kendaraan roda dua dan motor pengangkut sampah dari lingkungan sekitar.
Dengan tata letak yang terorganisir dan sistem kerja yang terintegrasi, proyek ini diharapkan menjadi model pengelolaan sampah terpadu di Kota Bandung.
“Mari kita jaga bersama. Ini bukan hanya soal kebersihan, tapi soal keberlanjutan hidup kita di kota,” pungkas Farhan.***