Di zaman ketika semua orang berlomba jadi couple goals, Supra X seperti kehilangan pamornya sebagai kendaraan romansa. Dulu, motor ini jadi primadona: irit, awet, dan tangguh di segala medan. Tapi sekarang? Supra X harus rela duduk di pinggir lapangan, kalah pamor dari mobil yang bisa dipakai update story “berdua di dalam mobil” dengan caption “pulang bareng dia 🖤”.
Sebagai pengendara setia Supra X, saya baru sadar hal ini ketika mencoba mendekati seseorang dari golongan Gen Z. Saya mengajaknya jalan sore—niatnya biar simpel tapi hangat. Saya datang dengan motor Supra kesayangan, yaa meski jadul, tapi sudah dicuci sampai kinclong, joknya wangi, bahkan rantainya sudah tidak bunyi-bunyi lagi. Tapi begitu saya berhenti di depan rumahnya, dia cuma bilang pelan:
“Naik motor ya?” sambil senyum tipis.
“Iya, Supra X. gapapakan?,” jawab saya mencoba bercanda.
“Oh… hehe. ayo gas!”
Sepanjang jalan saya sibuk overthinking. Di era sekarang, standar cinta memang sudah beda: harus bisa healing keluar kota, harus ada staycation berdua, minimal ada foto di dalam mobil biar dianggap valid couple.
Padahal kalau soal mesin, Supra X sebenarnya tidak bisa diremehkan. Bayangkan, mesinnya yang 125 cc sudah dilengkapi injeksi PGM-FI yang super irit—bahkan bisa tembus 57 km per liter. Mau diajak jalan jauh pun nggak bikin kita bolak-balik pom bensin. Tarikannya halus, suara mesinnya lembut, dan untuk perjalanan santai, Supra X tetap nyaman, bahkan lebih lincah dibanding mobil di jalanan macet.
Kalau saja dia tahu, motor Supra ini bukan motor sembarangan. Ini motor yang sudah terbukti tangguh puluhan tahun. Ada alasan kenapa Supra X masih jadi andalan bapak-bapak sampai ojol sekalipun: iritnya nggak ada lawan.
Tapi sayangnya, zaman sudah berubah. Motor Supra mungkin kalah di aesthetic feed Instagram. Nggak ada sunroof, nggak ada ambient light yang bisa bikin vibe romantis untuk video TikTok berdua. Bahkan kalau difoto pun, yang kelihatan cuma helm besar yang menutupi ekspresi manis pasanganmu.
Tapi saya belajar satu hal: kalau ada seseorang yang mau saya ajak jalan dengan Supra X tanpa protes, mungkin dialah yang layak diperjuangkan. Karena cinta sejati tidak butuh lighting hangat coffee shop atau staycation ke luar kota.
Supra X memang tidak punya AC dingin atau kursi empuk seperti mobil. Tapi dia punya mesin bandel yang siap menemani perjalananmu kapan saja. Dan kalau dipikir-pikir, kenapa harus repot mengejar standar orang lain? Toh, hubungan yang sehat itu soal dua orang, bukan soal apa kata algoritma Instagram.
Karena di akhir hari, cinta sejati itu tidak butuh mobil—yang dibutuhkan hanya dua hati yang mau berjuang bersama… bahkan jika hanya dengan Supra X.