Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat langsung bergerak cepat. Pada Sabtu, 12 Juli 2025, tim dari DLH Jabar mengadakan inspeksi mendadak (sidak) ke dua lokasi industri di Kabupaten Bekasi.
Sidak ini dipimpin langsung oleh Kepala DLH Jabar, Ai Saadiah Dwidaningsih, dengan fokus utama pada Sungai Cilemahabang. Langkah ini diambil menyusul viralnya berita mengenai pencemaran sungai tersebut, yang bahkan menarik perhatian khusus dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Tujuan utama sidak ini adalah untuk menelusuri sumber pencemaran dan mengumpulkan bukti konkret. “Ini dalam rangka pengawasan dan mengumpulkan sampel air di Waste Water Treatment Plant (WWTP) atau IPAL kedua kawasan industri. Nanti, insyaallah, akan diteliti di lab kita di Bandung. Hasilnya kemungkinan baru keluar lima hari lagi,” jelas Ai dikutip, 13 Juli 2025.
Meskipun secara visual, pengamatan awal di lapangan menunjukkan limbah di titik outfall berwarna lebih gelap dan berbuih, perlu hasil uji laboratorium untuk memastikan apakah kondisi tersebut melebihi baku mutu dan benar-benar menimbulkan pencemaran.
Ai menegaskan bahwa jika hasil pengujian laboratorium membuktikan adanya pelanggaran baku mutu, sanksi tegas akan menanti. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 14 Tahun 2024, pelanggar bisa dikenakan sanksi administratif berupa paksaan pemerintah dan denda. Bahkan, sanksi perdata atau pidana dapat diberlakukan jika pencemaran tersebut sampai menimbulkan korban jiwa.
Sebelumnya, tim relawan di daerah sudah melakukan identifikasi awal untuk memetakan kemungkinan sumber pencemar.
“Sebelumnya, tim kami melakukan pemeriksaan sederhana oleh Tim Patroli Sungai, yang kemudian ditindaklanjuti dengan pengawasan hari ini untuk memastikan langsung ke lapangan, terutama ke lokasi yang diindikasikan sebagai sumber pencemar,” terang Ai.
Di lokasi ini, terdapat beberapa kawasan industri yang melayani pengolahan air limbah dari 600 hingga lebih dari 1000 industri tenant, mulai dari industri tekstil hingga logam.
Hasil sidak dan uji laboratorium ini akan sangat menentukan langkah selanjutnya dalam upaya penyelamatan Sungai Cilemahabang dari ancaman pencemaran.
















