Bandung – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, menyerukan kepada para pelajar untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan melalui gerakan sederhana namun berdampak besar: aksi bersih-bersih lingkungan. Ajakan ini disampaikan Herman dalam kegiatan Gerakan Aksi Ekologi Pancawaluya yang merupakan bagian dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Plataran Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju), Kota Bandung.
Dalam sambutannya di hadapan ribuan peserta MPLS, Herman menegaskan bahwa “pemimpin hari ini bukan dilahirkan, tetapi disiapkan, dicetak, dan didesain.” Ia menambahkan bahwa program sekolah ekologi yang diikuti para pelajar ini adalah bagian dari upaya mencetak calon pemimpin masa depan.
Kegiatan Aksi Ekologi merupakan kolaborasi strategis antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Komunitas Pandawara Group. Program ini bertujuan untuk menanamkan kesadaran ekologis sejak dini pada peserta didik baru.
Di tingkat Kota Bandung, sekitar 3.423 peserta MPLS dari jenjang SMA/SMK terlibat aktif dalam kegiatan bersih-bersih area publik di beberapa titik vital. Lokasi yang menjadi target antara lain Gedung Sate – Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Cisangkuy – Taman Lansia – Gasibu, serta Gasibu – Pusdai – Jalan Suci – kembali ke Gasibu.
Pentingnya Kebiasaan Kecil dalam Membentuk Pemimpin
Sekda Herman Suryatman secara khusus menyoroti bagaimana kebiasaan kecil dapat menjadi fondasi penting dalam membentuk karakter kepemimpinan.
“Hampir semua pemimpin besar saat kecil suka menyapu dan membantu orang tua,” ujarnya. Ia mengibaratkan bahwa dari tindakan sederhana seperti menyapu, seseorang bisa berkembang menjadi bupati, wali kota, bahkan presiden. “Ini bukan sekadar nyapu, ini simbol kesadaran masa depan,” tegasnya dalam keterangan tertulis dikutip, 19 Juli 2025.
Ia juga mendorong para siswa untuk memulai perubahan dari lingkungan terdekat mereka, yaitu rumah dan sekolah. Tindakan sederhana seperti mencuci piring sendiri, menyapu rumah, dan bangun pagi dianggap sebagai bentuk tanggung jawab pribadi yang esensial.
Aksi Serentak di Seluruh Jawa Barat
Tidak hanya terpusat di Kota Bandung, aksi bersih-bersih ini juga dilaksanakan secara serentak di seluruh SMA/SMK/SLB se-Jawa Barat pada hari yang sama. Tercatat sebanyak 338.091 peserta didik baru dari 859 sekolah berpartisipasi dalam kegiatan ini, terlibat langsung dalam aksi bersih-bersih area publik dan pengelolaan sampah.
Kegiatan ini turut didukung oleh pejabat tinggi pratama yang berperan dalam pengawasan dan pendampingan di berbagai kabupaten/kota. Di beberapa daerah, aksi ini bahkan melibatkan kolaborasi antara sekolah negeri dan swasta.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyebut kegiatan ini sebagai bagian integral dari strategi mereka dalam membentuk generasi pelajar Pancawaluya yang memiliki karakter kuat dan kesadaran ekologis.
Menutup pernyataannya, Herman Suryatman menekankan bahwa “gerakan ini adalah pintu masuk menuju peradaban baru.” Ia menjelaskan bahwa negara-negara maju menjadi bersih bukan karena kemajuan teknologinya, melainkan karena kesadaran warganya. “Dan kesadaran itu dimulai dari hal-hal kecil, seperti menyapu,” pungkasnya.