Dalam Sidang Kabinet Paripurna (SKP) yang berlangsung pada Senin, 20 Oktober 2025, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa sektor pendidikan adalah investasi paling mendasar bagi masa depan bangsa. Dalam pengantarnya yang disampaikan di Istana Negara, Jakarta, Presiden memaparkan berbagai capaian dan terobosan yang telah dicapai dalam bidang pendidikan selama satu tahun pemerintahan Kabinet Merah Putih.
Presiden menjelaskan bahwa dari 500 Sekolah Rakyat yang direncanakan pemerintah, sebanyak 166 sekolah telah resmi beroperasi dan kini menampung 15.945 siswa dari keluarga berpenghasilan terendah.
“Ada yang bantu orang tuanya jadi pemulung, ada yang hidup di jalanan sekarang sudah bisa bersekolah di sekolah rakyat. Memang sekolah rakyat itu kita rancang sebagai upaya untuk memotong rantai kemiskinan,” ucap Presiden dilansir dari laman resmi Setpres, Selasa, 21 Oktober 2025.
Lebih lanjut, Presiden menekankan pentingnya keberanian untuk mengubah nasib dan memutus rantai kemiskinan.
“Kita harus berani mengubah, kita harus berani memotong rantai kemiskinan. Kita tidak boleh menyerah kepada keadaan,” tambahnya.
Selain fokus pada peningkatan akses pendidikan bagi kelompok kurang mampu, pemerintah juga telah membangun 10 sekolah unggulan nasional bernama SMA Garuda. Sekolah-sekolah ini diperuntukkan bagi siswa-siswa berprestasi di seluruh Indonesia dan menerapkan standar kurikulum International Baccalaureate (IB). Harapannya, sekolah ini akan menghasilkan lulusan yang dapat diterima di universitas-universitas terbaik di dunia.
“Sistem IB berarti lulusan itu bisa diterima di universitas mana pun di dunia yang terbaik. Kita berharap dengan program ini nanti banyak anak-anak kita bisa masuk ke sekolah terbaik di dunia. Harvard, MIT, Oxford, dan sebagainya,” kata Presiden.
Dalam upaya memperbaiki kualitas sarana pendidikan, pemerintah juga tengah melakukan renovasi terhadap 16.140 gedung SD, SMP, dan SMA. Program transformasi pendidikan juga diwujudkan melalui pemberian perangkat interaktif digital (interactive flat panel/IFP) di setiap sekolah.
“Flat panel, IFP, interactive flat panel. Disitu sudah ada komputernya, yang di situ bisa muat ratusan ribu konten, mungkin jutaan. Jadi silabus, semua silabus kita akan ada di situ,” jelas Presiden.
Selain itu, Presiden memaparkan target pembangunan 7.000 sekolah terintegrasi di setiap kecamatan yang akan menggabungkan jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK dalam satu kompleks pendidikan. Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga memberikan apresiasi terhadap kemajuan pendidikan tinggi nasional, terutama pencapaian Universitas Indonesia (UI) yang untuk pertama kalinya berhasil masuk dalam Top 200 US World Ranking Universities.
“Tapi Menteri Dikti, Wamen saya minta top 100. Bisa? Bisa? Pasti nanti akan disusul oleh ITB, UGM, ITS dan sebagainya,” ucapnya dengan penuh optimisme.