Jakarta – Ribuan massa dari Aliansi Gebrak (Gerakan Buruh Bersama Rakyat) memadati kawasan Gedung DPR RI pada Kamis, 1 Mei 2025 dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional (May Day).
Aksi ini diikuti oleh lebih dari 20 kelompok, yang terdiri dari konfederasi serikat buruh, serikat pekerja kampus, organisasi lingkungan, pegiat hukum dan HAM, organisasi perempuan, hingga jaringan masyarakat sipil lainnya. Aparat kepolisian tampak berjaga di berbagai titik untuk menjaga ketertiban.
Dalam pernyataan resminya, Aliansi Gebrak menegaskan bahwa perjuangan buruh tidak boleh direduksi atau diklaim oleh pihak manapun untuk kepentingan politik sempit.
“Gerakan Buruh Indonesia tidak bisa diklaim oleh seseorang ataupun kelompok yang pada ujungnya adalah untuk mendapatkan kue kekuasaan semata,” tulis aliansi dalam siaran pers, Kamis, 1 Mei 2025.
Aksi ini menyuarakan sejumlah tuntutan, yang beberapa di antaranya:
- Cabut Omnibus Law UU Cipta Kerja dan peraturan turunannya;
- Hentikan badai PHK dan pemberangusan serikat buruh;
- Terapkan upah layak nasional secara adil dan bermartabat, serta cabut PP 51/2023;
- Tolak sistem kerja kontrak, outsourcing, kerja magang, serta sistem mitra palsu pada driver online dan ojek daring;
- Lindungi buruh perempuan dari pelecehan dan kekerasan di tempat kerja—segera ratifikasi Konvensi ILO 190;
- Sediakan fasilitas daycare dan ruang laktasi bagi buruh perempuan;
- Jamin hak-hak buruh di sektor perkebunan, pertanian, pertambangan, medis, dan kesehatan;
- Lindungi hak buruh migran serta pekerja sektor kelautan—ratifikasi Konvensi ILO 188.
Ahmad Fauzan, perwakilan dari Federasi Pekerja Industri (FKI) PT Indofood CBP Purwakarta, menyampaikan orasi yang mengajak seluruh elemen gerakan buruh untuk terus bersatu.

“Kita perlu mendesak pemerintah dan pengusaha untuk mengimplementasikan kebijakan yang berpihak pada buruh. Jangan biarkan suara kita teredam. Setiap langkah kecil kita hari ini adalah bagian dari perjuangan besar untuk keadilan sosial,” ujarnya kepada Tim Intiporia.
Aksi May Day 2025 menjadi bukti bahwa perjuangan buruh masih relevan dan mendesak. Suara dari jalanan hari ini adalah cermin dari tuntutan yang telah lama dibiarkan menggantung oleh negara dan pengusaha.***