Dalam dunia Naruto dan Boruto, konsep chakra dan ninjutsu menjadi fondasi utama yang membedakan dunia shinobi dari dunia nyata maupun karya fiksi lainnya. Namun, di balik kekuatan tersebut, terdapat mitologi yang kaya dan mendalam yang mengisahkan asal usul chakra, bagaimana ninjutsu berkembang, serta peran klan Ōtsutsuki sebagai akar dari semua kekuatan itu. Artikel ini akan membahas secara lengkap mitologi shinobi: asal usul chakra dan ninjutsu berdasarkan lore dalam serial Naruto dan Boruto.
Asal Usul Chakra: Dari Buah Pohon Dewa hingga Kaguya Ōtsutsuki
Semua bermula dari Pohon Dewa atau Shinju, sebuah pohon sakti yang tumbuh ribuan tahun lalu di dunia manusia. Pohon ini bukan pohon biasa, melainkan makhluk kosmis yang menyerap energi alam dan kehidupan di sekitarnya untuk menghasilkan sebuah buah chakra yang sangat kuat. Buah ini menjadi sumber chakra pertama yang pernah ada di dunia manusia.
Menurut cerita dalam manga Boruto, buah chakra ini pertama kali dimakan oleh Kaguya Ōtsutsuki, sosok misterius dari klan Ōtsutsuki yang datang ke dunia manusia dari dimensi lain. Dengan memakan buah tersebut, Kaguya memperoleh kekuatan luar biasa yang melampaui manusia biasa, mampu mengendalikan chakra dalam jumlah besar dan bahkan menghentikan peperangan besar yang melanda dunia pada masanya.
Namun, kekuatan besar yang dimiliki Kaguya menyebabkan ketakutan dan konflik. Ia menggunakan kekuatannya untuk menguasai manusia dan menciptakan ilusi dunia yang sempurna dengan teknik Mugen Tsukuyomi. Hal ini memicu perlawanan dari anak-anaknya, Hagoromo dan Hamura Ōtsutsuki, yang kemudian berhasil mengalahkan dan menyegel Kaguya.
Hagoromo Ōtsutsuki: Sage of Six Paths dan Pewaris Chakra
Hagoromo, yang dikenal sebagai Rikudo Sennin atau Sage of Six Paths, adalah tokoh legendaris yang mewarisi kekuatan chakra dari ibunya, Kaguya. Ia menyebarkan chakra kepada manusia dan mengajarkan cara menggunakannya secara bijak. Hagoromo juga membagi chakra Juubi (ekor sepuluh sempurna) menjadi sembilan bagian yang dikenal sebagai para Bijū, yang kemudian tersebar ke berbagai jinchūriki.
Hagoromo juga menciptakan sistem ninjutsu—teknik menggunakan chakra untuk berbagai keperluan, mulai dari serangan hingga penyembuhan. Dengan mengajarkan ninjutsu, Hagoromo berharap manusia dapat hidup damai dan menggunakan chakra untuk tujuan yang baik.
Chakra dalam Tubuh Manusia: Energi Spiritual dan Fisik yang Terpadu
Dalam dunia shinobi, chakra bukan hanya energi mistis, tetapi gabungan dari energi fisik dan spiritual yang mengalir dalam tubuh manusia. Energi ini dihasilkan dan disirkulasikan melalui jaringan chakra yang mirip dengan sistem kardiovaskular, mengalir ke seluruh tubuh melalui titik-titik tekanan yang disebut tenketsu.
Ada 361 titik chakra dalam tubuh manusia, yang mengendalikan aliran chakra dan memungkinkan seorang shinobi mengeluarkan jutsu. Selain itu, terdapat delapan gerbang chakra yang membatasi penggunaan chakra agar tubuh tidak mengalami kerusakan. Ninja seperti Might Guy dan Rock Lee mampu membuka gerbang-gerbang ini untuk mengakses kekuatan luar biasa, meskipun dengan risiko cedera serius atau kematian.
Perkembangan Ninjutsu: Dari Energi Chakra ke Teknik Tempur
Ninjutsu adalah seni menggunakan chakra untuk melakukan berbagai teknik, mulai dari serangan elemen (api, air, angin, tanah, petir) hingga teknik penyembuhan dan ilusi. Perkembangan ninjutsu berawal dari ajaran Hagoromo yang mengajarkan manusia untuk mengendalikan chakra dan menggunakannya secara efektif.
Berbagai klan ninja mengembangkan teknik unik berdasarkan keunggulan mereka, seperti klan Hyuga dengan Gentle Fist yang menggunakan chakra untuk menyerang titik chakra lawan secara presisi, atau klan Uchiha dengan Sharingan yang memungkinkan penglihatan chakra dan teknik genjutsu yang kuat.
Konflik dan Penyebaran Chakra: Dari Perdamaian ke Perang
Meskipun chakra awalnya diajarkan untuk perdamaian, manusia mulai menggunakan kekuatan ini untuk berperang dan memperkuat diri. Konflik antara keturunan Hagoromo, seperti antara Asura dan Indra, memicu peperangan yang berkepanjangan dan menyebarkan penggunaan chakra secara luas.
Selain itu, munculnya para Bijū dan jinchūriki menambah kompleksitas konflik, karena kekuatan chakra bijū sangat besar dan menjadi incaran berbagai pihak. Perang Dunia Shinobi Keempat adalah puncak dari konflik tersebut, di mana chakra dan ninjutsu menjadi senjata utama.
Klan Ōtsutsuki dan Peranannya dalam Sejarah Chakra
Klan Ōtsutsuki adalah asal mula chakra dan ninjutsu, dengan anggota seperti Kaguya, Hagoromo, dan Hamura yang menjadi tokoh kunci dalam sejarah chakra. Mereka datang dari dimensi lain untuk menanam Pohon Dewa dan memanen buah chakra sebagai sumber kekuatan.
Konflik antara klan Ōtsutsuki dan manusia, serta di antara anggota klan itu sendiri, menjadi latar belakang utama cerita Naruto dan Boruto. Ancaman dari klan ini terus berlanjut di era Boruto, dengan anggota seperti Momoshiki dan Isshiki yang datang ke dunia manusia untuk mengambil buah chakra dan memperkuat diri.
Mitologi shinobi tentang asal usul chakra dan ninjutsu adalah fondasi utama dunia Naruto dan Boruto. Dari buah chakra Pohon Dewa yang dimakan Kaguya Ōtsutsuki, hingga pewarisan chakra oleh Hagoromo dan Hamura, hingga perkembangan ninjutsu yang menjadi seni tempur para shinobi, semuanya membentuk cerita yang kaya dan penuh makna.
Chakra bukan hanya energi, tetapi simbol kehidupan, kekuatan, dan konflik. Ninjutsu adalah wujud nyata dari penguasaan chakra yang memungkinkan manusia melampaui batas fisik mereka. Klan Ōtsutsuki menjadi simbol asal-usul dan ancaman kosmis yang terus menguji kekuatan dan keharmonisan dunia shinobi.
Dengan memahami mitologi ini, penggemar dapat lebih mengapresiasi kedalaman cerita Naruto dan Boruto, serta filosofi yang terkandung di dalamnya tentang kekuatan, tanggung jawab, dan perdamaian.
