Pernah nggak sih merasa agak beda sendiri di kelas? Mungkin kamu lahir tahun 90-an, sementara teman-temanmu baru kenal internet pas kuliah? Atau mungkin kamu merasa “senior” di antara mahasiswa yang lebih muda? Well, fenomena perbedaan generasi di kampus memang seru banget buat diobrolin.
Generasi Mahasiswa
Sebelum bahas lebih jauh, kenalan dulu yuk sama “pemain” di kampus kita:
- Generasi X (Gen X): Mereka yang lahir tahun 1965-1980 ini biasanya mandiri, disiplin, dan pekerja keras.
- Generasi Y (Milenial): Generasi yang lahir tahun 1981-1996 ini udah akrab banget sama internet sejak kecil.
- Generasi Z (Gen Z): Nah, kalau yang ini (lahir tahun 1997-2012) udah “makan” internet dari bayi. Tech-savvy banget!
Curhat Mahasiswa: Dari Minder Sampai Baper
Tim KMC coba ngumpulin curhatan mahasiswa dari berbagai generasi:
- Gen Z: “Kakak-kakak senior keren banget kalau diskusi. Aku masih minder nih…”
- Gen Y: “Duh, susah banget move on kalau ada masalah sama teman. Baper deh!”
- Gen X: “Pelajaran sekarang susah banget dimengerti. Apalagi kalau pakai teknologi, ampun deh!”
Eh, ternyata curhatan ini bukan sekadar isapan jempol belaka loh! Penelitian dari Harvard aja ikutan ngebahas perbedaan generasi dalam dunia pendidikan. Katanya sih, gaya ngajar dosen juga ikutan berubah seiring bergantinya generasi. Dulu, dosen-dosen lebih suka metode ceramah yang bikin mereka jadi pusat perhatian.
Tapi sekarang, metode yang lebih interaktif kayak diskusi tuh jadi favorit para pengajar. Gak cuma gaya ngajar, cara belajar mahasiswa juga beda. Generasi Z, contohnya, lebih demen belajar yang seru, asyik bareng teman-teman, dan pastinya, melek teknologi.
Perbedaan cara belajar antar generasi itu terjadi karena banyak faktor, mulai dari perubahan teknologi, norma sosial, sampai pengaruh budaya. Contohnya, generasi yang lebih muda biasanya lebih familiar dengan cara belajar yang digital dan visual, sementara generasi yang lebih tua mungkin lebih suka metode belajar tradisional seperti dengerin dosen ngomong atau baca buku.
Selain itu, gaya dan preferensi belajar tiap generasi juga beda, soalnya pengalaman dan cara mereka belajar juga beda. Dilansir dari artikel yang dirilis oleh Governors State University in Chicago Southland, berjudul “Teaching Across Generations“ dijelaskan bahwa:
- Mahasiswa Gen X ini biasanya lebih mandiri dan percaya diri. Mereka suka gabungan metode belajar tradisional dan yang nggak biasa, dan mungkin lebih suka kelas yang fleksibel. Mereka juga concern sama teknologi dan pemanfaatannya dalam pendidikan.
- Generasi yang sering disebut “anak digital” ini udah nyaman banget sama teknologi dan berharap teknologi itu ada di pengalaman belajar mereka. Mereka ngehargai kolaborasi, belajar langsung, dan feedback yang cepet. Mereka juga biasanya punya pandangan global dan lebih beragam.
- Sama kayak Milenial, Gen Z juga “anak digital” yang udah familiar banget sama teknologi karena dari kecil udah hidup di lingkungan yang serba teknologi. Mereka suka belajar yang personal dan fleksibel, dan mereka juga suka gabungan antara belajar online dan tatap muka.
Jadi, perbedaan gaya belajar dan kesukaan antar generasi itu bisa banget mempengaruhi serunya (atau malah nggak serunya) belajar di kelas.
Bayangin aja, anak Gen Z yang udah jago teknologi mungkin bakal kurang semangat kalau diajarin cara konvensional yang gitu-gitu aja. Sebaliknya, anak Gen X yang belum terlalu familiar sama teknologi bisa jadi kesulitan kalau pelajarannya terlalu canggih.
Tapi, perbedaan generasi itu bukan berarti masalah loh! Justru, kita bisa ambil sisi positifnya. Dengan saling memahami dan menghargai perbedaan, kita bisa bikin suasana belajar yang asyik dan penuh warna. Siapa tahu, kamu bisa belajar banyak dari teman-temanmu yang beda generasi! Istilahnya, sambil belajar, sambil sharing pengalaman dan pengetahuan dari sudut pandang yang berbeda.
Keren, kan? Eh, kurang keren, ya?***