Purwakarta – Komunitas perfilman di Indonesia terus berkembang dengan pesat dan semakin beragam, tersebar di berbagai daerah dengan fokus yang beragam pula. Ada yang menekuni produksi film dokumenter, film pendek, film indie, hingga komunitas yang aktif dalam kegiatan apresiasi film seperti diskusi dan pemutaran karya.
Peran komunitas ini sangat penting, terutama di daerah-daerah yang belum memiliki akses luas terhadap bioskop komersial.
Mereka bukan hanya menjadi ruang belajar dan ekspresi kreatif bagi sineas muda, tetapi juga penggerak ekosistem film lokal yang menyuarakan identitas dan budaya setempat.
Salah satu contohnya adalah gerakan yang dilakukan oleh komunitas-komunitas film di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Pada Sabtu malam, 10 Mei 2025, mereka menggelar diskusi terbuka di Talaga Cafe, yang berlokasi di Bungursari Lake Park, Purwakarta.
Acara ini diinisiasi oleh Perkumpulan Komunitas Film Purwakarta dan menghadirkan berbagai komunitas seperti Barlita Film, Dreams Creative Space, Barkil, Baling-Baling Kreatif, Kopel, Nusabee, ARK Production, dan Permanatingal.
Diskusi dibuka oleh Ketua Subsektor Perfilman Video dan Animasi Ekonomi Kreatif Purwakarta sekaligus pendiri Permanatingal Official, Hendrian Permana. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya pelestarian nilai-nilai budaya lokal melalui karya sinema.
“Kita peduli terhadap nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dengan komunitas film yang dinaungi oleh Ekraf Purwakarta dan ingin memunculkan potensi-potensi sineas Purwakarta dengan screening film pada ruang publik,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Intiporia, 10 Mei 2025.
Komunitas Film Purwakarta bentuk Pengurus PMN
Sebagai hasil dari diskusi ini, seluruh komunitas sepakat membentuk kepengurusan Purwakarta Movie Night (PMN), sebuah wadah bersama yang akan menangani program pemutaran film di ruang publik secara rutin.
Kepengurusan PMN yang terbentuk dipimpin oleh Vikbot sebagai Ketua. Mendampingi Vikbot, Syifa Marsa ditunjuk sebagai Sekretaris, sementara posisi Bendahara dipercayakan kepada Dika.
Untuk urusan teknis dan perlengkapan, Rahmat dan Ahmad dipercaya sebagai koordinator peralatan. Tugas pemutaran film atau screening akan dikoordinasi oleh Reynada bersama Yoga Agoy. Dalam hal pencarian dan pengelolaan sponsor, Nono dan Tia mengambil peran penting. Sedangkan Bobon dan Yuda dari Kopel akan bertanggung jawab sebagai koordinator bidang dokumentasi dan publikasi (PDD). Menutup struktur, Dodi M Yusuf dipercaya sebagai koordinator acara untuk memastikan setiap kegiatan berjalan lancar.
Dalam forum tersebut juga disepakati bahwa pemutaran film perdana akan digelar di Taman Surawisesa, Situ Buleud, Purwakarta.
Komunitas Dreams Creative Space dan Permanatingal Official akan menjadi pengisi acara pertama dengan menayangkan film karya mereka dalam kegiatan ini.
Langkah ini menjadi titik awal bagi komunitas film Purwakarta untuk lebih aktif dan terorganisir dalam memperkenalkan karya anak daerah kepada masyarakat luas, sekaligus memperkuat ekosistem perfilman lokal yang berkelanjutan.***

















