• Tentang Kami
  • Layanan Iklan
  • Hubungi Kami
Selasa, 22 Juli 2025
Intiporia
Kirim Artikel
  • Sekilas
  • Tren
    • All
    • Budaya
    • Dunia
    • Film
    • Kampus
    • Lingkungan
    • Musik
    • Olahraga
    • Peristiwa
    • Politik
    • Selebritas
    • Teknologi
    • Wisata
    pelecehan

    Dinamika Dunia Kerja, Menyoal Diskriminasi dan Pelecehan di Perusahaan

    Ilustrasi mahasiswa baru - Pixabay/StockSnap

    Mengenal Mata Kuliah Konsentrasi, Peran Strategis dalam Membangun Kompetensi Mahasiswa

    Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menghadiri jamuan santap malam privat yang digelar oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada Senin malam, 14 Juli 2025, di Paris. Foto: BPMI Setpres/Cahyo

    Kehangatan Diplomasi di Élysée: Prabowo Santap Malam Privat Bersama Macron

    Logo

    PSI Ganti Logo, Jokowi: Pembaruan Brand adalah Keniscayaan Pasar

    Bek PERSIB asal Brasil, Julio Cesar. (PERSIB.co.id/Sutanto Nurhadi Permana)

    Reuni Mantan Rekan Setim di PERSIB: Julio Cesar Puji Ketajaman Uilliam Barros

    Bandung Juara HYDROPLUS Piala Pertiwi U14 & U16 2025 All Stars 2025

    Bandung Raih Gelar Juara HYDROPLUS Piala Pertiwi U-14 & U-16 All Stars 2025 dalam Laga Sengit

    mahasiswa

    Tips Hemat Makan Sehat untuk Mahasiswa Kos dengan Budget Minim

    Erick Thohir saat menyaksikan Semifinal All Stars Piala Pertiwi 2025 di Kudus - Dok. PSSI

    PSSI Perkuat Komitmen pada Sepak Bola Putri Melalui HYDROPLUS Piala Pertiwi dan Kompetisi MilkLife

    Gelandang PERSIB, Robi Darwis. (PERSIB.co.id/Dok Timnas Indonesia)

    Doa Robi Darwis untuk Garuda Muda: Siap Berjuang di Piala AFF U23, Targetnya Juara!

  • Have Fun!
  • Esai
  • Belajar
  • Gaya Hidup
  • Komunitas
No Result
View All Result
Intiporia
  • Sekilas
  • Tren
    • All
    • Budaya
    • Dunia
    • Film
    • Kampus
    • Lingkungan
    • Musik
    • Olahraga
    • Peristiwa
    • Politik
    • Selebritas
    • Teknologi
    • Wisata
    pelecehan

    Dinamika Dunia Kerja, Menyoal Diskriminasi dan Pelecehan di Perusahaan

    Ilustrasi mahasiswa baru - Pixabay/StockSnap

    Mengenal Mata Kuliah Konsentrasi, Peran Strategis dalam Membangun Kompetensi Mahasiswa

    Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menghadiri jamuan santap malam privat yang digelar oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada Senin malam, 14 Juli 2025, di Paris. Foto: BPMI Setpres/Cahyo

    Kehangatan Diplomasi di Élysée: Prabowo Santap Malam Privat Bersama Macron

    Logo

    PSI Ganti Logo, Jokowi: Pembaruan Brand adalah Keniscayaan Pasar

    Bek PERSIB asal Brasil, Julio Cesar. (PERSIB.co.id/Sutanto Nurhadi Permana)

    Reuni Mantan Rekan Setim di PERSIB: Julio Cesar Puji Ketajaman Uilliam Barros

    Bandung Juara HYDROPLUS Piala Pertiwi U14 & U16 2025 All Stars 2025

    Bandung Raih Gelar Juara HYDROPLUS Piala Pertiwi U-14 & U-16 All Stars 2025 dalam Laga Sengit

    mahasiswa

    Tips Hemat Makan Sehat untuk Mahasiswa Kos dengan Budget Minim

    Erick Thohir saat menyaksikan Semifinal All Stars Piala Pertiwi 2025 di Kudus - Dok. PSSI

    PSSI Perkuat Komitmen pada Sepak Bola Putri Melalui HYDROPLUS Piala Pertiwi dan Kompetisi MilkLife

    Gelandang PERSIB, Robi Darwis. (PERSIB.co.id/Dok Timnas Indonesia)

    Doa Robi Darwis untuk Garuda Muda: Siap Berjuang di Piala AFF U23, Targetnya Juara!

  • Have Fun!
  • Esai
  • Belajar
  • Gaya Hidup
  • Komunitas
Intiporia
  • Sekilas
  • Tren
  • Have Fun!
  • Esai
  • Belajar
  • Gaya Hidup
  • Komunitas
Home Esai

Membaca Fenomena Ekspresi Remaja lewat Teori Howard S. Becker

Jangan sampai demi viral beberapa detik, kita kehilangan nilai-nilai luhur yang menjadi perekat bangsa

Raka Purnama by Raka Purnama
13 Juli 2025
in Esai
Remaja

Ilustrasi gambar - Freepik/cookie_studio

Share on WhatsappShare on FacebookShare on Linkedin

Di era digital yang serba cepat, media sosial telah menjadi ajang utama bagi remaja untuk mengekspresikan diri. Fenomena joget dengan gerakan sensual, pakaian minim, hingga gaya bicara yang terkesan “nyeleneh” di TikTok atau Instagram kerap memicu kontroversi.

Bagi sebagian masyarakat, perilaku ini dianggap sebagai tanda kemunduran moral generasi muda—seakan-akan kiamat kecil sudah dekat. Di sisi lain, ada juga yang melihatnya sebagai bentuk kreativitas dan kebebasan berekspresi yang wajar di era keterbukaan informasi. Supaya kita tidak terjebak dalam pandangan hitam-putih, mari kita pinjam kacamata sosiolog Amerika, Howard S. Becker, untuk memahami fenomena ini.

BACA JUGA

Dinamika Dunia Kerja, Menyoal Diskriminasi dan Pelecehan di Perusahaan

Kalau Bahagia Itu ‘Mahal’, Kamu Mau ‘Bayar’ Pakai Rasa Sakit yang Mana?

Howard S. Becker, seorang sosiolog kelahiran 18 April 1928 di Chicago, terkenal dengan karyanya Outsiders (1963) yang memperkenalkan teori pelabelan (labelling theory). Menurut Becker, penyimpangan bukanlah kualitas bawaan pada suatu perilaku atau individu.

Penyimpangan muncul ketika masyarakat memberi label “buruk” pada perilaku tertentu yang menyimpang dari norma dominan. Ia menyatakan, “Penyimpangan bukan kualitas orang jahat, tetapi hasil dari seseorang yang mendefinisikan aktivitas seseorang sebagai buruk.” Dengan kata lain, siapa pun bisa menjadi “penyimpang” jika perilakunya tidak sesuai dengan standar kelompok sosial yang berkuasa.

Kalau kita kaitkan dengan fenomena remaja di media sosial, jelas teori Becker sangat relevan. Joget di TikTok, live streaming sambil makan mic ASMR sampai berbusa, atau flexing uang receh seember sambil bilang “sultan vibes”—semua itu oleh sebagian orang dianggap hiburan receh khas anak muda.

Tapi oleh kelompok lain, terutama masyarakat yang menjunjung tinggi norma agama dan budaya, fenomena tersebut bisa dilabeli sebagai “tidak bermoral” atau “penyimpangan.” Di sinilah teori pelabelan bekerja: masyarakat membuat batasan mana yang disebut normal dan mana yang dianggap menyimpang, lalu menempelkan label pada mereka yang menabrak batas itu.

Namun, penting untuk disadari bahwa fenomena ini tidak muncul begitu saja. Budaya digital yang terbuka lebar membawa masuk pengaruh global, mulai dari tren dance challenge ala Barat sampai gaya bicara yang kebarat-baratan. Akhirnya, remaja Indonesia—yang hidup di tengah pluralisme Nusantara dengan norma agama, sosial, dan budaya yang kental—terombang-ambing antara dua arus: mengikuti gaya global yang lebih bebas, atau mematuhi nilai lokal yang lebih ketat. Hal ini menimbulkan benturan nilai yang memicu pro-kontra di masyarakat.

Meski Becker menyarankan kita untuk berhati-hati dalam memberi label, bukan berarti semua perilaku remaja bisa dibiarkan tanpa batas. Indonesia sebagai bangsa dengan keragaman agama dan budaya tentu memiliki nilai-nilai yang dijaga demi harmoni sosial.

Joget sensual di depan kamera mungkin bagi sebagian remaja dianggap biasa saja, tetapi bagi masyarakat Nusantara yang menjunjung kesantunan, perilaku tersebut bisa mengganggu rasa nyaman bersama. Apalagi jika dilihat dari norma agama yang cenderung ketat dalam mengatur ekspresi tubuh dan perilaku di ruang publik.

Selain itu, pelabelan negatif yang terlalu keras justru bisa berdampak sebaliknya. Remaja yang sering disebut “anak nakal” atau “generasi rusak” bisa jadi malah makin menolak norma dominan dan membentuk subkultur sendiri. Fenomena ini sesuai dengan konsep self-fulfilling prophecy dari Becker, di mana seseorang yang diberi label tertentu akhirnya akan berperilaku sesuai dengan label itu.

Di sisi lain, banyak remaja yang membalikkan stigma tersebut. Mereka dengan lantang mengatakan bahwa konten-konten itu adalah hak berekspresi di era demokrasi digital. Dalam pandangan mereka, “masa depan itu milik kami, bukan generasi yang masih pakai ringtone polifonik.” Perspektif ini menunjukkan adanya jurang nilai antara generasi muda dengan generasi sebelumnya yang lebih konservatif.

Melalui perspektif Becker, kita bisa melihat bahwa fenomena joget remaja di media sosial tidak bisa diputuskan hitam-putih sebagai benar atau salah. Penyimpangan yang dituduhkan pada mereka bukanlah sifat bawaan, melainkan hasil konstruksi sosial yang dinamis dan bergantung pada konteks budaya. Namun demikian, penting bagi generasi muda untuk tidak melupakan bahwa mereka hidup dalam masyarakat majemuk yang memiliki aturan dan norma untuk menjaga keseimbangan sosial.

Globalisasi memang membawa banyak tren seru, tapi bukan berarti semua harus ditelan mentah-mentah. Generasi muda perlu belajar memilah mana yang bisa diadaptasi tanpa merusak identitas budaya, dan mana yang sebaiknya disaring demi menjaga harmoni Nusantara. Jangan sampai demi viral beberapa detik, kita kehilangan nilai-nilai luhur yang menjadi perekat bangsa.

Tags: Pilihan

Ayo berlangganan untuk dapatin pemberitahuan terbaru dari postingan kami!

Unsubscribe

Related Posts

pelecehan
Esai

Dinamika Dunia Kerja, Menyoal Diskriminasi dan Pelecehan di Perusahaan

22 Juli 2025
Rasa Sakit
Esai

Kalau Bahagia Itu ‘Mahal’, Kamu Mau ‘Bayar’ Pakai Rasa Sakit yang Mana?

13 Juli 2025
monogami
Esai

Monogami: Apakah Sifat Dasar Manusia atau Pilihan Sosial?

9 Juli 2025
Pajak
Esai

Marketplace Bakal Pungut Pajak Pedagang?

9 Juli 2025
Jomo FOMO
Esai

Memilih JOMO di Tengah Badai FOMO

23 Juni 2025
Saling Bantu, Budaya Gotong Royong
Esai

Ketika Gotong Royong Tersapu Arus Modernisasi

23 Juni 2025
Next Post
Akatsuki

Akatsuki: Organisasi Teroris atau Simbol Pemberontakan Ninja?

  • PUK SP AMK FSPMI PT TS Tech Indonesia Gelar Musnik V - Dok. Intiporia

    PUK SP AMK FSPMI PT TS Tech Indonesia Gelar Musnik V, Bupati Purwakarta Turut Hadir

    675 shares
    Share 270 Tweet 169
  • Pernikahan Putra Gubernur Dedi Mulyadi Disaksikan Ketua MPR dan Menteri Agama

    656 shares
    Share 262 Tweet 164
  • Kalau Bahagia Itu ‘Mahal’, Kamu Mau ‘Bayar’ Pakai Rasa Sakit yang Mana?

    661 shares
    Share 264 Tweet 165
  • Mengenal Lebih Dekat XTC Purwakarta: Dari Geng Motor ke Organisasi Masyarakat yang Produktif

    786 shares
    Share 314 Tweet 197
  • Air Mancur Taman Sri Baduga Kembali Bersinar, Bupati Om Zein Hadir Langsung

    653 shares
    Share 261 Tweet 163
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Forum

© 2025 All Right Reserved Intiporia - Intip Dunia yang Menyenangkan

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kirim Artikel
  • Fotoporia
  • Hubungi Kami

© 2025 All Right Reserved Intiporia - Intip Dunia yang Menyenangkan