Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan pernyataan terbuka melalui akun Instagram pribadinya, 17 Mei 2025. Dalam video berdurasi sekitar tiga menit, Dedi menyinggung sekaligus mengajak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk turun langsung menangani persoalan anak di daerah.
Pernyataan tersebut terkait tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, termasuk perihal perlindungan anak dan polemik program pembinaan anak bermasalah yang dilakukan di barak militer.
“Terima kasih kepada KPAI yang terus memberikan kritik terhadap tindakan-tindakan yang kami lakukan, karena saya meyakini KPAI lebih mumpuni dari sisi kualitas, kapasitas, dan kapabilitas organisasi, serta diri yang memang tugasnya melindungi anak-anak Indonesia,” ujar Dedi.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa langkah yang diambil pemerintah daerah bukan tanpa dasar.
“Tindakan-tindakan kami itu didorong oleh rasa kemanusiaan dan tanggung jawab, karena begitu kompleksnya problem anak-anak di Jawa Barat dan orang tua tidak mempunyai kesanggupan lagi untuk menangani,” tegasnya.
Dedi mengibaratkan situasi tersebut sebagai kondisi darurat yang memerlukan langkah cepat, meski bukan oleh pihak yang sepenuhnya ideal.
“Ketika ada kebuntuan, maka saya serta bupati dan wali kota itu harus memberikan jalan, meski jalan itu darurat,” ujarnya.
“Ketika ada bencana, bisa jadi ada orang yang sakit yang menangani bukan dokter spesialis tapi hanya seorang mantri biasa atau perawat. Maka perawat itu harus melakukan tindakan meskipun ia tidak memiliki spesifikasi di bidang itu. Tapi ketika membiarkannya, kita berdosa tidak melakukan sesuatu atas peristiwa yang mestinya kita perbuat,” jelasnya.
Dedi lantas mengajak KPAI untuk tidak hanya memberi kritik, tapi juga terlibat langsung di lapangan.
“Kami mohon dengan sangat, KPAI segera menangani. Masih banyak anak-anak hari ini yang tidak tertangani oleh pemerintah provinsi Jabar, bupati, dan wali kota se-Jawa Barat. Mohon segera ditangani agar tugas saya semakin ringan,” ucapnya.
Minta KPAI Bantu Selesaikan Kasus Pelecehan pada Anak di Jawa Barat
Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya aktif menangani berbagai kasus kekerasan terhadap anak, khususnya kekerasan seksual, bekerja sama dengan kepolisian di seluruh wilayah Jawa Barat.
“Setiap hari saya mendapatkan laporan, dan saya bekerja sama dengan Kapolres dari seluruh provinsi Jawa Barat, didukung Kapolda Metro dan Kapolda Jabar untuk melakukan tindakan penyelidikan, penyidikan, bahkan penahanan terhadap orang-orang yang melakukan pelecehan seksual pada anak-anak kita yang di bawah umur,” jelasnya.
Namun, Dedi menyatakan tidak semua kasus diumumkan ke publik demi melindungi korban.
“Saya tidak bercerita dan tidak pernah speak up karena saya harus melindungi mereka. Banyak yang dilakukan oleh ayahnya, ayah tirinya, pamannya, bahkan oleh kakeknya,” katanya.
Ia menambahkan bahwa sebagian besar korban berusia di bawah 10 dan 15 tahun, bahkan ada kasus yang melibatkan oknum guru ngaji.
“Itu hampir merata di seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat, dan itu terjadi,” tambahnya.
Mengakhiri pernyataannya, Dedi kembali mendesak KPAI agar memperkuat perannya di daerah.
“Untuk itu saya mohon KPAI turun ke daerah-daerah, gerakkan KPAI daerah-daerah untuk memberikan perlindungan, lakukan langkah-langkah untuk melindungi anak-anak kita,” katanya.
“Mari kita bergandengan bekerja sama untuk melindungi anak Indonesia, karena anak Indonesia bukan hanya anak yang tinggal di Jakarta, tapi di seluruh Indonesia yang perlu dilindungi oleh kita semua,” tutup Dedi.***