Nama Dedi Mulyadi semakin hari semakin mencuat di berbagai kalangan, tidak hanya di Jawa Barat, tapi juga secara nasional. Popularitasnya yang meroket ini, tak lepas dari keaktifannya di media sosial, di mana ia kerap membagikan berbagai aktivitas dan pemikirannya kepada publik.
Banyak pengamat menilai bahwa citra kuat yang ia bangun di media sosial akan menjadi amunisi besar menjelang tahun politik 2029. Dedi Mulyadi disebut-sebut punya potensi besar melaju ke tingkat kekuasaan yang lebih tinggi.
Di balik karismanya yang merakyat, Dedi ternyata punya sisi lain yang jarang diketahui publik. Dalam sebuah video yang ia unggah di akun Instagram @dedimulyadi71, Dedi mengungkapkan secara terbuka bahwa pada waktu-waktu tertentu, ia bisa tampak seperti pribadi yang cuek, bahkan terkesan sombong. Tapi bukan tanpa alasan.
“Mohon maaf ya pada siapapun yang sering bertemu dengan saya pada saat pagi saya bersepeda dan mendengarkan musik. Pada saat bersepeda itu kadang saya seperti kelihatan sombong, jujur aja saya memang lagi sombong,” ucapnya blak-blakan, dikutip pada Senin, 2 Juni 2025.
Rupanya, jam-jam tersebut adalah momen khusus yang ia dedikasikan untuk dirinya sendiri—waktu untuk berolahraga, merenung, dan menjaga kesehatannya. Biasanya, ia menjalani rutinitas ini dari pukul 05.00 hingga 08.00 pagi, dan di hari Minggu bisa sampai pukul 10.00.
“Karena di luar itu bukan untuk diri saya sendiri, saya untuk banyak orang. Tetapi kan saya melayani orang lain itu juga diri saya harus sehat,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa menjaga kesehatan adalah bagian penting dari tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Jika kondisi fisiknya menurun, ia tak akan bisa menjalankan tugas melayani masyarakat secara maksimal.
“Saya tidak mungkin berpikir, bertindak untuk kepentingan orang lain tidak dalam keadaan sehat, untuk itu mohon pada semuanya maaf banget kalau saya sombong, kalau saya angkuh, kalau saya cuek pada saat jam, memang jam itu untuk jam diri saya sendiri demi kesehatan diri saya dan badan saya yang sehat,” jelasnya lebih lanjut.
Dengan keterbukaannya ini, Dedi Mulyadi justru menunjukkan sisi manusiawinya bahwa seorang pemimpin pun butuh ruang pribadi untuk tetap bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat.