Jakarta — Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menyerukan aksi demonstrasi serentak hari ini, Jumat, untuk memprotes tindakan brutal aparat kepolisian.
Aksi ini dipicu oleh insiden tragis pada Kamis, 28 Agustus 2025, di mana sebuah kendaraan taktis (rantis) Brigade Mobil (Brimob) melindas seorang pengemudi ojek online hingga tewas saat pembubaran demonstrasi di depan Gedung DPR RI.
Menanggapi insiden tersebut, BEM SI mengajak masyarakat untuk kembali turun ke jalan. “Hari ini kita turun ke jalan bukan hanya menolak kebijakan yang merugikan rakyat, tapi juga menolak wajah anarko aparat,” tulis BEM SI dalam unggahan di akun media sosial @bemsi.official.
BEM SI merencanakan titik aksi terpusat di Markas Besar Kepolisian RI, Jakarta Selatan, pada pukul 13.00 WIB. Selain itu, kampus-kampus di daerah lain juga akan menggelar demonstrasi di kawasan polda masing-masing.
Melalui poster yang bertajuk “Seruan Aksi Serentak Seluruh Indonesia Bubarkan Institusi Pelanggar Hak Asasi Manusia”, BEM SI menilai Polri telah melenceng dari tugas utamanya sebagai pengayom masyarakat dan kini dianggap sebagai penindas rakyat.
BEM SI mengecam tindakan aparat yang menggunakan kekerasan untuk memukul mundur massa, padahal menurut mereka, demonstrasi bukanlah tindakan terlarang.
“Kami hanya ingin didengar, bukan dibungkam pakai gas (air mata) dan pentungan,” kata mereka, seraya menekankan urgensi Polri untuk kembali menunaikan kewajibannya dalam menjaga keamanan masyarakat. “Tugas kalian melindungi, bukan menakut-nakuti.”
Seruan serupa juga dikeluarkan oleh BEM UI. Mereka mendorong mahasiswa dan masyarakat untuk berunjuk rasa di kantor Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, hari ini pukul 13.00 WIB. Aksi mereka diberi tajuk “Seruan Aksi #AparatKeparat” yang dipublikasikan di akun Instagram @bemui_official.
“Kami mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersatu menyuarakan aspirasi, menegaskan sikap, dan menuntut Polri untuk menghentikan tindakan sewenang-wenang,” demikian kutipan dari unggahan BEM UI.
Mereka menuntut pertanggungjawaban Polri atas kematian pengemudi ojek online, Affan Kurniawan. BEM UI mengecam persekusi polisi terhadap massa aksi yang menuntut keadilan.
“Institusi yang semestinya melindungi berubah menjadi algojo berseragam, meremukkan harkat dan martabat warga sipil,” ujar mereka.
BEM UI juga menyuarakan kekhawatiran akan adanya korban lain jika kejadian serupa dibiarkan berlalu begitu saja. Oleh karena itu, menurut BEM UI, perlawanan dari masyarakat harus ditunjukkan agar keadilan bisa berdiri pada tempatnya dan polisi kembali pada tugasnya yang sejati.
















