Kabar membanggakan kembali datang dari dunia pendakian Indonesia. Anggi Wahyuda, seorang komika sekaligus pendaki disabilitas asal Indonesia, menorehkan sejarah baru dengan berhasil mencapai Everest Basecamp di Nepal pada Senin, 26 Mei 2025.
Basecamp yang terletak di ketinggian 5.364 meter di atas permukaan laut ini bukan hanya menjadi tujuan pendaki profesional dari seluruh dunia, tetapi juga simbol dari kekuatan tekad, harapan, dan keberanian—terutama bagi mereka yang kerap dipandang terbatas oleh dunia. Dan hari itu, Anggi membuktikan bahwa batas hanya ada di kepala, bukan di kenyataan.
Dari Sindoro ke Himalaya: Langkah Demi Langkah
Perjalanan Anggi Wahyuda sebagai pendaki dimulai pada September 2024, ketika ia menaklukkan Gunung Sindoro, salah satu gunung populer di Jawa Tengah. Sejak saat itu, pria berusia 24 tahun ini menetapkan satu tujuan besar: berdiri di kaki Gunung Everest, gunung tertinggi di dunia.
Namun Anggi bukan pendaki biasa. Ia mengalami amputasi kaki kanan akibat kecelakaan pada 2015, dan sejak saat itu berjalan dengan bantuan tongkat. Tapi semangatnya tak pernah pincang. Justru dari keterbatasan itulah lahir semangat luar biasa yang kini menginspirasi jutaan orang.
“Ini bukan cuma soal pencapaian. Ini bukan cuma soal Anggi. Ini bukan cuma soal disabilitas. Lebih dari itu, ini adalah bukti yang kami harap bisa membuka mata Indonesia, bahkan dunia. Bahwa yang terbatas, selalu bisa melesat ke atas menuju tanpa batas!” tulis Anggi dalam unggahan media sosialnya yang viral tak lama setelah mencapai basecamp.
“Satu Langkah Lagi”: Gerakan Sosial yang Menginspirasi
Pendakian ini adalah bagian dari kampanye sosial bertajuk “Satu Langkah Lagi”, sebuah gerakan yang bertujuan mendokumentasikan perjuangan dan semangat penyandang disabilitas melalui dokumenter, fotografi, dan buku.
Kampanye ini membawa pesan penting: bahwa mimpi besar tidak mengenal kondisi fisik. Anggi mengangkat cerita pribadinya sebagai pesan global, bahwa orang-orang yang sempat merasa tak berdaya, hampir menyerah, bahkan putus asa, tetap bisa bangkit—dan berlari menuju mimpi mereka, walau hanya dengan satu kaki dan sebatang tongkat.
“Saya ingin semua yang pernah merasa tak mampu tahu, bahwa kita hanya butuh satu langkah lagi. Dan dari langkah itu, akan lahir ribuan langkah selanjutnya,” ungkap Anggi dalam salah satu sesi wawancara dokumenternya.
Melampaui Keterbatasan, Menembus Harapan
Keberhasilan Anggi mencapai Everest Basecamp bukan hanya soal pendakian. Ini adalah representasi nyata dari perjuangan dan semangat hidup. Ia telah mendaki Gunung Leuser di Aceh, yang terkenal dengan medan yang ganas dan panjang. Ia juga menaklukkan Gunung Latimojong, atap Sulawesi, dan berbagai gunung lainnya sebagai bentuk latihan fisik dan mental menuju Everest.
Setiap pendakian menjadi catatan tersendiri, namun Everest adalah mahkotanya. Tak hanya medan berat dan suhu ekstrem, Anggi juga harus menghadapi keterbatasan fisik yang membuat setiap langkah lebih berat dari kebanyakan pendaki lain.
Namun, tidak ada keluhan yang terdengar. Hanya semangat, senyum, dan kalimat-kalimat inspiratif yang justru membakar semangat tim pendaki lainnya.
Inspirasi untuk Negeri
Apa yang dilakukan Anggi bukan hanya untuk dirinya sendiri. Ia membawa nama Indonesia ke panggung dunia. Ia menunjukkan bahwa semangat merdeka tidak hanya soal perjuangan masa lalu, tetapi juga keberanian menaklukkan batas diri di masa kini.
Pemerintah, komunitas disabilitas, hingga publik figur ramai memberikan apresiasi dan dukungan kepada Anggi. Banyak yang berharap kisah ini dapat diangkat ke layar lebar atau menjadi bagian dari kurikulum inspiratif di sekolah-sekolah.
“Anggi adalah simbol harapan. Ia bukan hanya menaklukkan gunung, tapi juga stigma,” ujar salah satu pengikutnya di media sosial.
Meski telah sampai di Everest Basecamp, Anggi menyimpan mimpi yang lebih tinggi: mencapai puncak Gunung Everest, 8.849 Mdpl, suatu hari nanti. Ia kini mulai merancang persiapan jangka panjang untuk mewujudkan misi itu.
Dengan dukungan dari berbagai komunitas, donatur, dan gerakan sosial, tampaknya satu langkah lagi menuju puncak tertinggi dunia bukanlah sekadar angan-angan.
Anggi Wahyuda telah menunjukkan kepada dunia bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih langit. Melalui semangat “Satu Langkah Lagi”, ia mengajak kita semua untuk terus melangkah tak peduli seberapa berat medan, seberapa tajam angin, atau seberapa besar gunung yang harus didaki.***