Menjadi mahasiswa dan mengelola uang kiriman orang tua merupakan latihan penting dalam membangun kemandirian finansial. Banyak mahasiswa di Indonesia yang menerima kiriman bulanan, tetapi tanpa manajemen yang tepat, dana tersebut dapat cepat habis atau bahkan kurang sebelum akhir bulan.
Berikut strategi praktis dan ramah SEO untuk mengelola uang kiriman secara bijak, lengkap dengan referensi dari sumber tepercaya agar mahasiswa dapat tetap tenang menjalani masa kuliah.
1. Buat Anggaran Bulanan Realistis
Langkah pertama yang wajib dilakukan adalah mencatat total uang kiriman, beserta sumber lain seperti beasiswa atau pendapatan part time jika ada. Setelah itu, pecah dana ke berbagai pos kebutuhan:
- Biaya kos/sewa hunian
- Makan sehari-hari
- Transportasi
- Kuota internet dan pulsa
- Kebutuhan akademik (buku, fotokopi, alat tulis)
- Hiburan dan belanja pribadi
Susun anggaran berdasarkan prioritas. Banyak ahli keuangan mengadaptasi metode 50-30-20: 50% kebutuhan pokok, 30% keinginan, dan 20% tabungan atau investasi. Namun, persentasenya bisa disesuaikan dengan realita masing-masing mahasiswa.
2. Catat Pengeluaran Secara Detail
Disiplin mencatat setiap pengeluaran, sekecil apapun, adalah kunci agar pengelolaan keuangan tetap sehat. Manfaatkan aplikasi keuangan seperti MoneyLover, YukBudget!, atau Monefy, atau cukup gunakan notes di ponsel. Rutinitas ini membantu mahasiswa mengenali pola konsumsi dan kebocoran anggaran yang tak terlihat.
3. Pisahkan Tabungan sejak Awal
Begitu menerima kiriman, sisihkan dana tabungan—misal 10–20%—ke rekening terpisah atau dompet digital. Metode “pay yourself first” memastikan dana cadangan tetap ada untuk keperluan mendadak atau rencana masa depan. Pisahkan juga dana hiburan dari kebutuhan wajib agar tidak tercampur.
4. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan
Mahasiswa sering tergoda dengan nongkrong, belanja online, atau promo diskon. Kunci bijak adalah membedakan mana yang benar-benar kebutuhan dan sekadar keinginan. Jika dana terbatas, prioritaskan makan, transportasi, dan kebutuhan akademik. Untuk hiburan, manfaatkan fasilitas kampus, promo, atau aktivitas gratis bersama teman.
5. Masak Sendiri & Pilih Transportasi Ekonomis
Masak sendiri di kos sangat menghemat pengeluaran makan, sementara untuk transportasi, berjalan kaki, bersepeda, atau naik kendaraan umum jauh lebih ekonomis. Sisa dana bisa digunakan menabung atau memenuhi kebutuhan penting lainnya.
6. Waspadai Promo dan Konsumsi Impulsif
Promo makanan, diskon e-commerce, maupun layanan paylater memang menggoda, tapi penggunaan tanpa perhitungan bisa menggerus anggaran. Belanja hanya jika sesuai kebutuhan dan anggaran. Biasakan membawa list belanja sebelum ke minimarket, serta pertimbangkan ulang setiap ingin membeli sesuatu hanya karena promo.
7. Cari Penghasilan Tambahan
Jika memungkinkan, manfaatkan waktu luang untuk bekerja paruh waktu, menjadi freelancer, atau jualan kecil-kecilan. Penghasilan tambahan ini bisa melonggarkan anggaran dan membantu menambah dana tabungan tanpa mengganggu dana utama dari orang tua.
8. Siapkan Dana Darurat
Membangun dana darurat, meski hanya sedikit, sangat penting untuk mengantisipasi hal tak terduga seperti sakit, kebutuhan