Purwakarta – 100 hari kerja kepemimpinan Bupati Purwakarta Saepul Bahri Bin Zein dan Wakil Bupati Purwakarta Abang Ijo Hapidin, menuai banyak komentar dan kritik dari kalangan masyarakat. Tidak hanya dari kalangan mahasiswa, kelompok tertentu seperti Organisasi Masyarakat (Ormas) XTC DPC Purwakarta, turut memberikan komentarnya.
Melalui Ketua XTC DPC Purwakarta, mengkritisi tentang tidak adanya output yang terlahir dari pemikiran Bupati Purwakarta.
“Saya menilai beliau hanya mengikuti apa kegiatan yang menjadi arahan dari pimpinan eksekutif tertinggi di Jawa Barat yaitu Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi,” ujar Suan Hengky Ketua XTC DPC Purwakarta, 2 Juni 2025.
Ia juga menuturkan, bahwa Bupati Purwakarta kehilangan kebebasannya sebagai seorang Bupati.
“Seperti ada ketakutan dalam dirinya ketika ingin melangkah, harus izin kepada atasan terlebih dahulu,” lanjut Suan.
Suan Hengky, juga menyoroti bagaimana program yang digaungkan masih sebatas teknis yang seharusnya posisi sebagai Bupati Purwakarta bisa melakukan lebih dari itu.
“apa lagi cuman buat Surat Edaran untuk ngosrek,” pungkasnya dengan nada kesal.
Ia juga menyebut, bahwa aspek permasalahan lain yang perlu menjadi perhatian sejatinya bisa disegerakan sebagaimana yang menjadi janji kampanye yang dilontarkan.
“Sedangkan harga pangan naik, pengangguran tidak terselesaikan jauh dari kalimat visi dan misi apa lagi dalam sesi debat waktu pilkada kemarin.” lanjut Suan.
Sebagaimana diketahui, baru-baru Bupati Purwakarta turut mengeluarkan Surat Edaran perihal pemberlakukan jam malam untuk siswa.
Hal tersebut juga disampaikan melalui unggahan akun Instagram milik Bupati Purwakarta @omzein_bupatiaing pada Senin, 1 Juni 2025.
“Jam malam diberlakukan mulai malam ini jangan ada yang kena razia ya anak-anak ku… cepet pulang ke rumah sebelum jam 9 malam…” tulis dalam keterangan video yang diunggah Om Zein.
Lebih lanjut, menanggapi hal tersebut Suan turut memberikan respons yang kurang berkenan atas kebijakan yang dinilai latah.
“Buat surat edaran yang tidak ada dasar hukumnya, jadi pemimpin jangan terlalu latah terlalu manut pada Gubernur. Sehingga tidak bisa menjadi diri sendiri, seperti takut untuk melangkah. Ini harus dibenarkan, ini harus diluruskan, yang seharusnya Bupati takutkan itu adalah Rakyat.” tegas Suan.
Menindaklanjuti kepemimpinan 100 hari Bupati Purwakarta, Ormas XTC DPC Purwakarta khususnya, akan melakukan aksi turun ke jalan.
“untuk menggemakan, telah hilang dan matinya akal sehat Pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta, tunggu saja,” imbuhnya.
Di akhir, Suan turut mengklaim bahwa wadah organisasi yang dipimpinnya tersebut, tidak memiliki tujuan atau aktivitas yang negatif sebagaimana yang pernah menjadi stigma XTC pada masa sebelumnya.
“XTC bukan Organisasi Premanisme, XTC adalah Ormas, XTC pada hari ini hadir untuk memberikan contoh kepada Ormas-ormas lainnya, jangan pernah takut kelaparan jika bertentangan dengan birokrasi.” tutup Suan.