Bandung – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau yang akrab disapa KDM (Kang Dedi Mulyadi) kembali mencuri perhatian publik dalam momen Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Tingkat Provinsi Jawa Barat yang digelar di Lapangan Gasibu, Bandung, Selasa, 20 Mei 2025.
Dalam pidatonya, Dedi secara terbuka mengakui julukan sebagai “Gubernur Konten”, sembari mengumumkan pemberian bonus uang tunai sebesar Rp25 juta kepada para petugas upacara.
Petugas upacara tersebut merupakan siswa didik kebangsaan dari Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi, yang selama ini mengikuti Program Bela Negara di bawah pembinaan Kodam III/Siliwangi.
“Dan hari ini bisa kalian bahagia, saya ngasih bonus untuk petugas upacara dari Dodik ini Rp25 juta untuk dibawa pulang ke rumahnya masing-masing,” ujar Dedi disambut tepuk tangan peserta upacara.
Dedi menegaskan bahwa uang bonus tersebut berasal dari hasil aktivitas konten digital yang selama ini ia jalani secara aktif.
Dari pantauan tayangan YouTube Humas Jabar, KDM tak menampik jika sebagian pihak menyindirnya sebagai “Gubernur Konten”, namun ia memilih menjadikan hal itu sebagai medium produktif untuk membantu masyarakat.
“Nanti ditanya lagi itu duit dari mana, ladang ngonten,” ujarnya. “Lebih baik jadi gubernur punya duit diberikan pada rakyat daripada gubernur molor,” sambung Dedi.
Hari Kebangkitan Nasional ke-117 tahun 2025 menjadi momen istimewa bagi 273 pelajar Jawa Barat yang telah menyelesaikan pendidikan karakter Gapura Panca Waluya di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi.
Bahkan sebagian siswa bela negara pun bertindak sebagai petugas upacara peringatan mulai dari menjadi pasukan pengibar bendera, hingga melaksanakan defile bersama 11 pasukan elit TNI/Polri di akhir prosesi upacara.
Suasana haru pun menyeruak ketika sejumlah siswa bela negara bertemu orang tua dan keluarga setelah kurang lebih 18 hari digembleng di barak militer.
Bagi siswa yang orang tuanya tidak datang menjemput, terutama yang berstatus yatim, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi merangkul mereka sebagai anak angkat.
Mereka akan disekolahkan hingga dipersiapkan menjadi TNI/Polri atau berkuliah sesuai minat.
“Ini kan urusannya soal rasa, hati, dan cinta. Siapa sih orangtua tidak terharu bertemu anaknya yang sudah berubah,” ungkap Dedi Mulyadi usai rangkaian acara di Gedung Sate, Kota Bandung, sebagaimana dalam keterangan tertulis dari Humas Jabar.
KDM, sapaan akrab Dedi Mulyadi, menyebut bahwa program yang diinisiasi olehnya merupakan salah satu upaya membangun hubungan emosional antara unsur pemerintah dengan warganya.
Program ini rencananya akan dikembangkan menjadi Sekolah Kebangsaan Jawa Barat Istimewa, yang tetap akan berpusat di Dodik Bela Negara.
Namun sekolah ini akan lebih terbuka untuk bekerja sama dengan pihak lainnya.